Pada tahun yang sama, pada usia delapan belas tahun, Daimler memutuskan untuk mengambil teknik mesin, meninggalkan pembuatan senjata, dan meninggalkan kampung halamannya.
Daimler mendaftar di Sekolah Stuttgart untuk Pelatihan Lanjutan dalam Seni Industri, di bawah asuhan Ferdinand von Steinbeis.
Pada tahun 1853, Daimler, dengan bantuan Steinbeis, mendapat pekerjaan di "perguruan tinggi pabrik", Rollé und Schwilque (R&S) di Grafenstaden.
Tidak cukup di Stuttgart, tahun 1861, dia mengundurkan diri dari R&S, mengunjungi Paris, kemudian pergi ke Inggris, bekerja dengan perusahaan teknik terkemuka di negara itu, menjadi berpengetahuan luas dengan peralatan mesin.
Sepulangnya dari Inggris, Daimler yang saat itu berusia 31 tahun mendapat pekerjaan di kota Reutlingen di selatan Jerman dan menjadi pengawas di sebuah bengkel bernama Bruderhau, lembaga sosial yang mempekerjakan anak yatim dan tunawisma.
Di sana ia berkenalan dengan anak muda berusia belasan tahun yang kelak menjadi partner bisnisnya seumur hidup, Wilhelm Maybach.
Setelah pertemuan keduanya, mereka mulai bereksperimen dengan berbagai mesin di sebuah rumah musim panas milik Daimler di kota Cannstatt.
Daimler dan Maybach merancang pendahulu mesin bensin modern.
Pada tahun 1869, ia diangkat menjadi direktur Maschinenbau-Gesellschaft Karlsruhe, produsen lokomotif dan kereta api.
Pada tahun 1872, ia mulai bekerja sebagai manajer teknis di pabrik mesin Gasmotorenfabrik Deutz.
Pada pertengahan 1882, dia memulai lokakarya eksperimental dengan bantuan Maybach. Duo ini mendirikan pabrik di Stuttgart untuk membuat mesin bertenaga bensin berkecepatan tinggi.
Selama dua dekade berikutnya, dia memainkan peran besar dalam banyak kemajuan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini