Masalahnya, tindakan tersebut telah memicu kekhawatiran perang setelah rezim diktator tersebut konon menembakkan rudal balistik ke perairan Jepang.
Sebelumnya, dilansir dari express.co.uk pada Jumat (26/3/2021), Presiden Biden telah memperingatkan akan ada tanggapan jika Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un mengizinkan kegiatan semacam itu berlanjut.
"Kami sedang berkonsultasi dengan sekutu dan mitra kami dan akan ada tanggapan jika mereka memilih untuk menggunakan rudalnya," kata Biden dalam konferensi.
"Kami akan menanggapinya sesuai protokol keamanan."
Departemen Luar Negeri AS juga mengecam Korea Utara, menyoroti sifat mengancam dari operasi semacam itu.
"Peluncuran ini melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengancam kawasan dan komunitas internasional yang lebih luas," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Proyektil baru telah ditingkatkan untuk memuat hulu ledak 2,5 ton, menurut KCNA.
Menurut kantor berita tersebut, kedua rudal itu mencapai target 600 km (373 mil) di lepas pantai timur Korea Utara (Jarak 600 km kira-kira dari Jakarta menuju ke Yogyajarta).