Find Us On Social Media :

Digelonggong Dana Segar Hingga Rp 46 Triliun dari China, Negara Miskin Ini Malah Buru-buru Hentikan Proyek Besar Itu, Khawatir Hal Ini Terjadi di Masa Depan

By Maymunah Nasution, Selasa, 16 Maret 2021 | 17:24 WIB

Proyek Jalur Kereta Pengukuran Standar (SGR) Kenya yang dilaksanakan China, bagian dari Belt and Road Initiative

Intisari-online.com - Sebuah negara Afrika baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan segera mengakhiri kontrak dengan perusahaan kereta api China.

Dengan ini mereka mencabut hak untuk mengoperasikan kereta api ukuran standar yang dibangun oleh perusahaan China di negara tersebut.

Dilansir dari 24h.com.vn, Kenya umumkan mereka akan mengambil seluruh kelola pembangunan jalur kereta api yang dibangun China di Mei tahun depan.

Hal ini dipercepat lima tahun dari kesepakatan di kontrak.

Baca Juga: Sudah Terperosok Dalam Jebakan Utang China, Negara Ini Hanya Bisa Pasrah Menerima Kenyataan Pahit Pelabuhannya Bakal Dikuasai China Selama 2 Abad

Berdasarkan kontrak yang ditandatangani oleh China Bridge and Road Corporation (CRBC) dengan Pemerintah Kenya, perusahaan kereta api China tersebut akan mengoperasikan kereta penumpang dan kereta barang di jalur kereta baru selama 10 tahun.

Kereta api mulai beroperasi pada tahun 2017 dan Kenya mengatakan memiliki hak untuk mempertimbangkan kembali setelah 5 tahun, yaitu pada tahun 2022.

Perusahaan kereta api China yang terlibat dalam proyek di Afrika (Afristar) adalah anggota dari China Bridge and Road Corporation.

Perusahaan ini membangun rel kereta api sepanjang 480 km, dari kota pelabuhan Mombasa hingga ibu kota Nairobi.

Baca Juga: Jadi Bukti Kuatnya Kerjasama China dengan Negara Eropa, Inilah Hypercar S9, 'Anak Pertama' Proyek Mobil Elektrik Belt and Road Initiative China