Find Us On Social Media :

Bagai Memanfaatkan Kesempatan dalam Kesempitan, Rusia Malah Tawarkan Sistem Rudal Mereka ke Arab Saudi, Sesumbar Bisa Jadi Perlawanan untuk Drone

By May N, Selasa, 16 Maret 2021 | 09:28 WIB

 

Intisari-online.com - Arab Saudi baru-baru ini diserang rudal oleh milisi dukungan Iran, Houthi.

Kejadian tersebut tapi justru ditanggapi lain oleh beberapa pihak.

Rusia malah melihat hal itu sebagai sarana mendapatkan keuntungan.

Direktur Badan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer dan Teknis (FSMTC) Dmitry Shugayev mengatakan, Arab Saudi berpotensi membeli sistem rudal anti-pesawat S-400.

Baca Juga: Milisi Dukungan Iran Kembali Serang Arab Saudi Setelah Dukungan Terus Mengalir, Tidak Tanggung 3 Drone Bersenjata Diserangkan ke Bandara dan Pangkalan Udara Arab Saudi

"Kalau ada permintaan seperti itu (dari Arab Saudi), akan kami pertimbangkan," katanya dalam siaran langsung stasiun televisi Rossiya-24 pada Jumat (15/3), seperti dikutip TASS.

Menurut Shugayev, sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat yang saat ini Arab Saudi gunakan menunjukkan efisiensi yang tidak memadai dalam menangkis serangan udara.

"Kami mengetahui hal ini dengan sangat baik dari contoh Arab Saudi. Arab Saudi telah mengalami serangan yang semakin sering terhadap fasilitasnya, termasuk infrastruktur, dalam beberapa bulan terakhir," ujar dia.

"Baru-baru ini, sebuah pelabuhan ekspor minyak menjadi sasaran (serangan). Sistem Patriot beroperasi di negara itu tidak mengatasi tugas ini (pertahanan udara) dengan baik," sebutnya.

Baca Juga: Rusia Begitu Jemawa, Segala Senjata Canggih Anti-Drone Mereka Tiba-tiba Dipamerkan Mengetahui Dapat Kesempatan Emas Ini

Bisa untuk menyerang target

TASS menyebutkan, Arab Saudi saat ini mengoperasikan enam peluncur sistem rudal pertahanan udara Patriot.

"Kami memiliki produk terlaris. Ini, pertama-tama, S-400 yang terkenal, dan sistem Pantsyr, yang telah membuktikan efisiensinya dalam operasi," ungkap Shugayev.

S-400 Triumf, NATO menyebutnya dengan nama SA-21 Growler, adalah salah satu sistem rudal anti-pesawat jarak jauh paling canggih Rusia yang mulai beroperasi pada 2007.

Baca Juga: Dulu Ketar-Ketir dengan Kekuatan China, Kini Eropa Justru Waspada dengan Rusia Karena Dianggap Paling Potensial Hancukan Eropa Melalui Skenario Ini

Sistem pertahanan udara tersebut dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik, termasuk misil jarak menengah.

Tapi, S-400 Triumf juga dapat digunakan untuk tujuan dasar.

Yakni, bisa menyerang target pada jarak hingga 400 km dan ketinggian sampai 35 km.

Belakangan, serangan kelompok Houthi Yaman, yang mendapat dukungan Iran, terhadap target-target militer dan sipil di Arab Saudi semakin gencar.

Baca Juga: Inilah Vasili Arkhipov, Orang yang Berjasa Gagalkan Kiamat Pada Tahun 1962, Tanpa Orang Ini Mungkin Umat Manusia Sudah Biasa, Tapi Kisahnya Baru Terkuak 50 Tahun Kemudian

Houthi menggunakan rudal dan drone bersenjata untuk menyerang Kerajaan.

Rudal Pantsyr

Sistem rudal permukaan-ke-udara Pantsyr telah membuktikan efisiensinya terhadap serangan drone, Direktur Badan Federal Rusia untuk Kerjasama Militer dan Teknis (FSMTC) Dmitry Shugayev mengatakan pada Jumat (12 Maret).

"Kami juga memiliki produk terlaris. Pertama-tama, S-400 yang terkenal, dan sistem Pantsyr, yang telah membuktikan efisiensinya dalam operasi," kata Shugayev dalam siaran langsung stasiun TV Rossiya-24, seperti dikutip TASS.

Baca Juga: Makin Mesra, China dan Rusia Berambisi Bangun Pusat Penelitian di Bulan, Tak Lama Lagi Terwujud

Sistem rudal pertahanan udara Pantsyr adalah yang terbaik di dunia dalam memerangi drone, dia menegaskan.

"Selain itu, ini bukan hanya perkiraan kami. Perkiraan seperti itu dapat ditemukan dalam laporan resmi NATO," ungkapnya.

Perangkat keras militer Rusia, terutama sistem rudal permukaan-ke-udara Pantsyr, Shugayev menyatakan, telah membuktikan efisiensinya yang tinggi dalam operasi kontra-teror di Suriah.

Menurut Shugayev, Rusia telah menerima banyak permintaan untuk pengiriman sistem rudal permukaan-ke-udara Pantsyr dan sistem rudal anti-pesawat S-400.

Baca Juga: Meski Kelihatannya Kecil Rudal Rusia Ini Konon Bisa Membuat Kota Terbesar di Amerika 'Hilang Dari Peta' Hanya Dalam Berapa Detik Saja, Intip Betapa Sangarnya Senjata Ini

"Sejumlah besar permintaan untuk Pantsir dan S-400 telah kami terima. Ini adalah empat hingga lima permintaan untuk S-400 dan sepuluh untuk Pantsyr," sebut dia.

Terdiri dari 12 rudal permukaan-ke-udara

Pantsyr adalah rudal jarak pendek yang dirancang untuk menyerang target udara dengan senjata anti-pesawat otomatis dan rudal dengan panduan perintah radio serta pelacakan inframerah juga radar.

Sistem rudal ini menggabungkan sistem pelacakan dan akuisisi target multi-saluran dan persenjataan rudal juga artileri yang dirancang untuk menyerang target pada ketinggian hingga 15 km serta dalam jarak 20 km.

Baca Juga: Sanggup Luluh Lantakkan Pangkalan Angkatan Laut Dalam Sekejab Mata, Inilah Proyek Kapal Selam Nuklir Tercanggih Rusia, Siap Beroperasi Akhir Tahun Ini

Pantsyr dirancang untuk melindungi fasilitas militer dan sipil, termasuk sistem pertahanan udara jarak jauh, dari semua senjata serangan udara yang ada dan yang akan datang.

Sistem tersebut terdiri dari 12 rudal permukaan-ke-udara.

Enam rudal masing-masing dalam dua kontainer pengangkut dan peluncuran.

Pantsyr juga dipersenjatai dengan dua senjata 30mm, yang masing-masing mampu menembak hingga 40 peluru per detik.

Baca Juga: Mimpi Buruk NATO Kian Menjadi Kenyataan, Turki Benar-benar Uji Coba Rudal Kontroversial Buatan Rusia Ini, Seperti Apa Keunggulannya?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini