Find Us On Social Media :

Tak Sekedar Menjaga Tradisi Kuno, Ternyata Inilah Alasan Para Ibu Nekat Sentrika Bagian Sensitif Anak Gadisnya yang Menginjak Masa Puber

By Mentari DP, Minggu, 14 Maret 2021 | 17:30 WIB

Tradisi setrika payudara.

 

Intisari-Online.com - Ada banyak tradisi di seluruh dunia.

Setiap tradisi itu berbeda. Tergantung di mana Anda tinggal.

Di Afrika, ada sebuah tradisi kuno untuk para gadis remaja setempat ketika mereka menginjak masa puber.

Baca Juga: Digadang Bakal Lebih Baik dari Donald Trump, Kini Joe Biden Dituduh Tak Layak Memimpin Amerika, Terkuak Ada Alasan Mengejutkan di Baliknya

Namanya adalah setrika payudara.

Terdengar mengerikan? Mungkin saja. Tapi dengarkan dulu penjelasannya.

Dilansir dari kompas.com pada Minggu (14/3/2021), tradisi setrika payudara telah menjadi tradisi di beberapa negara di benua Afrika.

Tradisi itu dilakukan dengan satu kepercayaan, bahwa payudara adalah bagian tubuh yang harus dihilangkan.

Payudara dinilai sebagai bagian tubuh yang menonjolkan feminitas dan menarik perhatian pria.

Menghilangkan payudara sama dengan melindungi para gadis remaja dari risiko perkosaan.

Baca Juga: Bukan Lagi Soal Sengketa Laut China Selatan, Amerika dan China Kemungkinan Bakal Menuju Perang Besar Gegara Taiwan, Ajak Sekutu Bangun Kapal Selam Nuklir Senilai Rp316 Triliun

Ketika anak gadis tumbuh menjadi remaja, maka sang ibu wajib menyetrika payudara anaknya tersebut.

Mereka menyetrika payudara dengan cara menggosokan batu, bambu, atau besi panas.

Para ibu di kebudayaan Afrika ini berpikir, jika dada anak gadis mereka rata, mereka akan terhindar dari risiko menjadi korban pemerkosaan.

Selain itu, para ibu berpkir, menyetrika payudara merupakan tindakan preventif supaya anak tidak cepat tumbuh dewasa.

Sehingga dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi, ketimbang harus menikah muda.

Bicara dari soal medis, tentunya prosedur setrika payudara berisiko tinggi.

Selain memicu kanker, metode ini menyebabkan infeksi, kista, dan merusak jaringan payudara.

UK National Committee fot UN Women melaporkan bahwa tradisi setrika payudara ini terus meningkat dari waktu ke waktu.

Pada tahun 2015 silam, diperkirakan ada 3,8 juta wanita di seluruh dunia yang pernah menjalankan setrika payudara secara paksa.

Mulai dari Kameron, Nigeria, Afrika Selatan, dan sejumlah remaja di Inggris pun berisiko menghadapi tradisi mengerikan tersebut.

Baca Juga: Padahal Pengawalnya Saja Sudah Pasrah Saat Presiden Diincar Banyak Sniper, Tak Disangka Justru Soeharto Lakukan Aksi Tak Terduga Ini

United Nation Papulation Fund menyebutkan bahwa setrika payudara adalah salah satu dari lima tindak kejahatan dan kekerasan gender.

"Para gadis ini percaya bahwa apa yang diperbuat ibunya adalah suatu hal yang baik dan oleh karena itu mereka diam saja," tulis Cawagido, organisasi yang menolak keras setrika payudara.

Baca juga: Simbol Bagian Sensitif Wanita Raksasa tiba-tiba Dipasang di Menara Eiffel, Wanita Prancis justru Protes Hari Perempuan, Netizen: Ini Memalukan!

"Apakah masuk akal jika kita hidup di mana tubuh wanita yang alami dianggap mengundang kejahatan hanya karena pria tidak bisa mengendalikan hawa nafsu mereka," tulis Leyla Hussein aktivis sekaligus korban FGM (Female Genital Mutilation) atau mutilasi alat vital wanita.

Bagaimana menurut Anda mengenai tradisi setrika payudara?

(kompas.com)

Baca Juga: Selalu Dituduh Jadi Biang Keladi Praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Soeharto Mengaku Kecewa, 'Saya Tidak Dapat Mencegah Mereka'