Mengutip The Guardian, foto-foto yang bocor dari dalam pusat penghukuman imigran di Papua Nugini, Bomana, telah menggemparkan dunia.
Pada artikel bertanggal 14 Januari 2020 lalu, gambar-gambar itu menunjukkan 20 pencari suaka masih ditahan oleh otoritas Papua Nugini padahal kekhawatiran kesehatan, kesejahteraan dan HAM mereka merebak.
Agustus 2019, otoritas Papua Nugini menahan 52 orang yang sebelumnya ditahan di Pulau Manus atas nama pemerintah Australia yang mencari suaka dengan perahu.
Dari 52 tahanan itu, diyakini hanya tinggal 18 di dalam penjara itu, lainnya telah dikeluarkan, dan sudah menandatangani perjanjian untuk secara sukarela kembali ke negara asal mereka.
Mereka diurus oleh badan deportasi Port Moresby, tapi tidak ada yang telah pergi, dan sedikit yang mau bercerita mengenai penjara Bomana karena takut kembali.
Telah melarikan diri dan mencari suaka lantas menghabiskan 7 tahun di sistem penghukuman lepas pantai Australia, banyak sekali mantan tahanan mengatakan Bomana telah menghancurkan mereka.
Dalam bulan-bulan mereka ditahan, sejumlah tahanan sampai melukai diri sendiri atau berupaya membunuh dirinya sendiri.
Beberapa sampai dirawat di rumah sakit.