Find Us On Social Media :

‘Kita Kehilangan Profesor Sejarah dan Semua Orang Menyalahkan Saya’ Ketika Siswi 13 Tahun Ingin Menyenangkan Ayahnya dan Lakukan Kebohongan Namun Berujung Pemenggalan Samuel Paty, Sang Guru

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 11 Maret 2021 | 12:55 WIB

Rakyat Prancis nyalakan lilin bagi korban pemenggalan teroris, Samuel Paty, saat kejadian tahun 2020.

Intisari-Online.com – Ada pepatah Jawa yang  berbunyi ‘Anak polah, bapak kepradah’ yang artinya kira-kira, apa yang dilakukan oleh anaknya, biasanya orangtuanya kena getahnya.

Apakah pepatah tersebut bisa menggambarkan kejadian di Paris, Prancis ini, tapi kok rasanya malahan reaksi yang dibuat oleh ayahnya berlebihan.

Anda mungkin masih ingat dengan kisah seorang guru sejarah di Paris, Samuel Paty, yang kemudian dipenggal ketika pulang mengajar.

Begini rupanya kisah yang sebenarnya, kenapa kejadian seperti itu harus terjadi.

Baca Juga: Tewas Terpenggal Karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad di Kelasnya, Identitas Korban dan Pelaku Akhirnya Terungkap, Diancam Karena Dibocorkan Oleh Wali Murid

Seorang siswi berusia 13 tahun di Paris, Perancis, diskors dari sekolahnya karena berulang kali tidak menghadiri kelas alias membolos sekolah.

Karena tidak ingin keluarganya tahu bahwa dia diskors oleh sekolah, siswi tersebut mengarang sebuah cerita untuk disampaikan kepada ayahnya, Brahim Chnina (48).

Siswi itu menceritakan, guru sejarahnya yang bernama Samuel Paty menginstruksikan siswa Muslim untuk meninggalkan kelas supaya sang guru bisa menunjukkan “gambar Nabi yang telanjang”.

Siswi tersebut tidak mengira bahwa kebohongannya berujung pada hal yang mengerikan.

Baca Juga: Terkuak Fakta Baru, Siswa SMK yang Tusuk Guru Sejarah Saat Tidur Ternyata Juga Mencuri Pakaian Guru Pujaan Hatinya dalam Aksimya, Kok Bisa?