Find Us On Social Media :

Mengulik Sejarah Permirasan Indonesia, Disulap dari Air Ciliwung dan Laku Keras Jadi Minuman Legendaris Ini, 'Yang Serba Bau dan Warnanya Kotor Kekuning-kuningan Itu'

By Maymunah Nasution, Senin, 8 Maret 2021 | 15:54 WIB

Kisah per-miras-an Indonesia, siapa sangka dulu air sungai Ciliwung disulap jadi bir penghangat tubuh manusia, laku keras

Intisari-online.com - Investasi minuman keras (miras) yang katanya akan dilegalkan menimpulkan berbagai pro dan kontra baru-baru ini.

Perdebatan muncul di masyarakat saat Perpres 10/2021 yang iktu mengatur tentang pembukaan investasi miras diterbitkan.

Pasalnya, miras dianggap membahayakan moral bangsa.

Nyatanya, miras telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah negeri ini. Di Batavia (Jakarta lama), pabrik miras berdiri di sekitar aliran Kali Ciliwung.

Baca Juga: Kisah Miras Lokal yang Berjuang Menembus Pasar Global, Dari Cap Tikus Hingga Arak Bali

Yusna Sasanti Dadtun dalam tesisnya di Universitas Gadjah Mada berjudul “Air Api di Mulut Ciliwung: Sistem Produksi dan Perdagangan Minuman Keras di Batavia 1873–1898”, menyebut alasan pendirian pabrik itu di tepian Ciliwung.

“Karena kayu gelondongan yang digunakan sebagai bahan bakar pabrik dialirkan melalui Sungai Ciliwung dan para pemilik pabrik minuman keras mengambil kayu gelondongan tersebut dari sungai,” tulis Yusna, seperti dilansir Historia.id.

Air kali diambil untuk bahan baku miras

Tidak hanya itu, ternyata air Kali Ciliwung juga dimanfaatkan untuk membuat miras oleh sejumlah pabrik, salah satunya pabrik bir Budjana Yasa.

Baca Juga: Upaya River Ranger Agar Plastik tak Semakin Menjerat Ciliwung