Penulis
Intisari-Online.com – Sebelumnya pernah diberitakan bahwa pemerintah menetapkan industri minuman keras sebagai daftar positif investasi (DPI) terhitung sejak tahun ini.
Sebelumnya, industri tersebut masuk kategori bidang usaha tertutup. Kebijakan tersebut tertuang dalam Perpres Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.
Beleid yang merupakan aturan turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja ini telah ditandatangani Presiden Jokowi dan mulai berlaku tanggal 2 Februari 2021.
Namun, akhirnya pemerintah memutuskan untuk mencabut aturan mengenai investasi industri minuman keras yang tercantum dalam lampiran Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.
Keputusan ini disampaikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (2/3/2021), melansir kompas.com.
"Bersama ini saya sampaikan, saya putuskan lampiran Perpres terkait pembukaan investasi baru dalam industri minuman keras yang mengandung alkohol saya nyatakan dicabut," kata Jokowi dalam tayangan video YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Jokowi, keputusan ini diambil setelah menerima masukan dari berbagai organisasi masyarakat keagamaan serta pemerintah daerah
Bagaimana sebenarnya dampak minuman keras atau minuman alkohol ini?
Negara-negara kecil bekas Soviet seperti Moldova, memiliki tingkat konsumsi alkohol tertinggi di dunia.
Tidak hanya itu, tingkat kematian pun tertinggi terkait dengan peminum minuman alkohol ini.
Meskipun tingkat konsumsi alkohol secara keseluruhan menurun di Eropa, tetap saja Moldova masih menjadi ‘rumah’ bagi populasi peminum terbesar di dunia.
Moldova, terjepit di antara Rumania dan Ukraina, adalah salah satu negara termiskin di Eropa.
Ini terbagi antara etnis Moldova, yang berbicara dalam bahasa yang hampir identik dengan Rumania, dan etnis Rusia.
Negara ini adalah penghasil anggur utama, dengan banyak orang meminum anggur murah buatan sendiri, vodka, dan minuman beralkohol lainnya.
Bayangkan saja, lebih dari 46 ribu orang kecanduan alkohol di negara itu.
Dan setiap tahunnya, lebih dari 580 orang didiagnosis dengan psikosis alkohol.
Dari situs web Kementerian Kesehatan mereka, disebutkan hanya 30% pasien yang menerima pengobatan berhasil melepaskan kecanduan ini.
Dari statistik, disebutkan bahwa orang Moldova lebih menyukai anggur, yang merupakan 56 persen dari alkohol yang dikonsumsi.
Lalu, tempat kedua pilihan jatuh pada bir, yang jumlahnya 30 persen penyukanya, setelah itu minuman keras seperti tuna, divine, atau cognag.
Satu dari empat kematian di Moldova didapati terkait dengan alkohol, sementara rata-rata di dunia adalah satu dari 20 kematian, melansir dari publika.md.
Data dari WHO tahun 2016 menyebutkan bahwa mereka yang berusia di atas 15 tahun rata-rata minum 15,2 liter alkohol murni, termasuk yang dibuat di rumah atau secara ilegal.
Data tersebut dihitung per kapita setiap tahun, ini setara dengan sekitar 167 botol anggur.
Data dari WHO juga menyebutkan bahwa lebih dari 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat alkohol.
Di seluruh dunia, angka kematian akibat alkohol adalah 5,6 persen.
Sementara orang Moldova minum lebih banyak daripada orang lain, laporan WHO menegaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah rumah bagi peminum yang paling "berisiko".
Mereka adalah satu-satunya negara yang menerima skor risiko "lima dari lima" teratas, yang dihitung untuk setiap negara berdasarkan cara orang minum serta seberapa banyak.
Negara-negara Mediterania keluar sebagai peminum paling berisiko, meskipun mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar.
Baca Juga: Lolos dari Razia Polisi, Rupanya Pedagang Miras Ini Punya 'Trik Rahasia' di Bawah Tempat Tidurnya
Inggris diberi skor tiga dari lima, yang berarti bahwa minum cukup berisiko.
Berikut adalah negara peminum terberat dengan perkiraan konsumsi alkohol total per orang dalam liter, seperti melansir dari independent.co.uk:
- Republik Moldova 18.22
- Republik Ceko 16.45
- Hongaria 16.27
- Rusia 15.76
- Ukraina 15.6
- Estonia 15.57
- Andorra 15.48
- Rumania 15.3
- Slovenia 15.19
- Belarusia 15.13
- Inggris 13.37
Bagaimana pun, alkohol dapat memberikan pengaruh negatif pada kesehatan.
Alkohol merupakan faktor risiko ketiga utama untuk kesehatan yang buruk di dunia.
Minuman beralkohol menyebabkan lebih banyak kematian daripada AIDS atau tuberkulosis.
Penyakit paling umum yang disebabkan oleh alkohol adalah stroke, kanker mulut dan usus, atau tekanan darah tinggi.
Tidak hanya itu, orang juga mungkin saja kehilangan penglihatannya atau menderita diabetes, yang akhirnya memerlukan perawatan harian karena minum berlebihan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari