Sejak 2014, China telah meningkatkan kehadiran militernya secara besar-besaran di wilayah itu.
Mereka telah membangun infrastruktur militer di Pulau Spratly dan Paracel.
Termasuk yang dibangun itu radar dan jajaran komunikasi baru, landasan udara dan hanggar untuk pesawat tempur, dan sistem rudal jelajah permukaan-ke-udara dan anti-kapal, sesuai laporan dari Center for Strategic and International Studies Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI).
Seluruh Kepulauan Paracel, termasuk 20 pulau-pulaunya, diduduki oleh China, seperti halnya 7 pulau Spratly.
Scarborough Shoal juga sudah berada di bawah kendali China sejak 2021 lalu, tapi belum mendapat pembangunan apapun sampai saat ini.
AMTI melaporkan telah ada "ekspansi besar-besar dari kehadiran China" di Paracel.
China mereklamasi sebesar 1300 hektar lahan di Spratly, dan telah memiliterisasi karang Fiery Cross Reef, yang memiliki landasan udara, sementara fitur yang diklaim lainnya di grup itu aslinya adalah tonjolan atau terumbu karang saja.
Di antara itu semua, karang Mischief dan Subi telah diperluas menjadi pulau terbesar di sepanjang wilayah itu bersama dengan Fiery Cross.