Penulis
Intisari-online.com -Setiap tahunnya, badan legislatif nasional China mengadakan pertemuan tahunan.
Namun pada Maret 2020 lalu, pertemuan ini ditunda pertama kalinya selama puluhan tahun.
Penundaan ini disebabkan Presiden China Xi Jinping berupaya mengontrol wabah yang kemudian menjadi pandemi global.
Setahun berlalu, acara mentereng itu dikabarkan dimulai pada hari Jumat kemarin, dan kini ada atmosfer yang berbeda.
Bukan hanya karena dalam kondisi masih pandemi, tapi juga karena kemenangan Partai Komunis China dan Xi Jinping sendiri, yang menjadi lebih kuat setelah bangkit dari krisis ini.
Virus Corona telah dalam keadaan terkendali di dalam wilayah China, sementara ekonomi China telah melonjak pesat dari sebelumnya hancur akibat pandemi.
China sedang berjalan menjadi negara adidaya ekonomi melampaui AS di tahun 2028, lima tahun lebih cepat daripada yang sebelumnya diprediksi.
Keberhasilan Xi menangani pandemi telah didemonstrasikan ke Partai dan kritik lain yang ada bahwa "bahkan pandemi tidak dapat memberi dampak kepadanya," ujar Steven Tsang, direktur lembaga Insitut SOAS China.
Kini Xi bekerja menguatkan dasar posisinya di jajaran pemimpin Tiongkok menjelang peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis Juli besok, menurut para ahli.
Ia mulai mentasbihkan dirinya sejajar dengan pendiri Republik Rakyat China, Mao Zedong.
Jabatan Xi sebagai sekretaris jenderal Partai berakhir pada November 2022 besok.
Namun melihat kalendar politik China saat penerus akan langsung muncul, Tsang mengatakan hanya ada satu kandidat untuk mengisi jabatan penting Partai Komunis.
"Kita tahu siapa penerus Xi Jinping, lebih jelas daripada sebelumnya," ujar Tsang.
"Ialah Xi Jinping meneruskan untuk Xi Jinping."
Kemenangan Xi
Secara tradisional pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional (NPC) tiap Maret dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) dilakukan bersamaan untuk meneruskan atau menyokong suatu legislasi.
Baca Juga: Padahal Sempat Berseteru, Kini Pemerintah China Malah Puji Jack Ma, Ada Apa?
Hal tersebut dikenal dengan nama Dua Sesi.
Rapat tahun ini akan menyetujui Rencana Lima Tahun ke-14, kerangka yang menampilkan prioritas administrasi untuk China sampai 2025 dan mencakup semua dari perkembangan ekonomi sampai perubahan iklim dan riset teknologi.
Namun tahun ini Dua Sesi juga akan mendiskusikan visi pembangunan China tahun 2035 mendatang, sebuah rencana panjang yang tidak biasa, seringnya detilnya tidak diketahui.
Pakar politik China dan penulis di koran Sinocism Bill Bishop mengatakan rencana jangka panjang ini mengindikasikan berapa lama Xi melihat dirinya masih akan berkuasa.
Pakar melihat, meskipun penerus Xi mungkin tidak ada, malah menjadi kesempatan baginya untuk semakin mencengkeram kuat semuanya.
Hal tersebut akan mengukuhkan dirinya menjadi pemimpin terkuat di dunia, dengan klaim sukses menangani pandemi Covid-19.
Akhir November, Partai Komunis China umumkan mereka telah mencapai tujuan mereka menghapus kemiskinan di China.
Xi mengklaim janjinya yang ia sampaikan pada pidato 2015 lalu sudah terpenuhi.
Propaganda media pemerintah China mentasbihkan Xi Jinping pun makin kuat.
Beberapa bulan terakhir, media pemerintah China telah meningkatkan pujian untuk peran Xi mengakhiri kemiskinan.
Kemudian pada 23 Februari, dalam artikel satu halaman penuh mengenai Partai Komunis yang terbit di People's Daily, Xi dipuji panjang lebar, "Mata Sekretaris Jenderal Xi Jinping selalu memperhatikan orang-orang," tulis artikel tersebut.
Penerus
Sejak 2018, Xi mendapat otoritas untuk berkuasa seumur hidupnya jika ia mau, dan segera ia menjadi ketua Partai dan pemimpin militer, dua posisi yang sangat menguatkan kekuasaannya.
Sangat jelas jika Xi akan kembali menjabat untuk 5 tahun ke depan dimulai tahun 2022 besok.
Dan jika setelah itu belum ada penerus lagi, maka Xi Jinping bisa menjabat untuk masa jabatan keempat atau lebih jauh.
Meski begitu menurut Richard McGregor rekan senior di lembaga penelitian Sydney Lowy Institute yang juga menulis "Xi Jinping: The Backlash", Partai Komunis China sudah terkenal bisa melaksanakan pemindahan kekuasaan secara damai.
Sehingga meskipun saat ini Xi menolak menyebut siapa penerusnya mendatang, ia pasti akan memilih siapa selanjutnya yang memimpin China.
Kekuatan Xi rupanya berasal dari beberapa hal.
Pertama, ia menolak kritik-kritik mengenai dirinya dan cara pemerintahannya.
Kedua, dan ini adalah cara paling efektif, ia menguasai media dan para cendekiawan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini