Penulis
Intisari-Online.com – Dari beberapa konflik, masalah antara China dan Taiwan adalah yang paling berbahaya.
Sebab, bisa saja konflik itu bisa berakhir sebagai perang saudara daripada perang dunia.
Walau levelnya hanya perang saudara, tapi itu sama mematikannya seperti perang-perang lainnya.
Apalagi China sendiri telah mengumumkan negara itu memiliki pilihan untuk menggunakan kekuatan militer melawan Taiwan.
Ini karena ketegangan di Laut China Selatan mengancam akan memanas menjadi perang habis-habisan.
Negara adidaya Asia tersebut mengklaim kedaulatan atas tetangganya di bawah kebijakan "Satu China" yang menuntut hanya ada satu negara berdaulat yang diakui sebagai China.
Sekarang Partai Komunis China mengancam akan mengambil alih Taiwan dengan paksa jika upaya diplomatik tidak berhasil.
Juru bicara Kantor Urusan China Taiwan Zhu Fenglian mengatakan pada jumpa pers bahwa Beijing tidak mengesampingkan serangan militer di Taiwan, sebuah negara demokrasi dengan sekitar 24 juta orang.
"Kami tidak berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekerasan dan memiliki pilihan untuk menggunakan semua tindakan yang diperlukan.”
"Posisi kami konsisten dan tidak akan berubah."
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan bahwa negara kepulauan tersebut siap menangkis segala agresi.
"Tahun lalu stasiun radar kami mendeteksi serangan oleh hampir dua ribu pesawat militer China dan lebih dari 400 kapal militer,” kata Ing-wen.
"Kami mengusir mereka tepat waktu dan mengamankan ruang laut dan udara."
Presiden Taiwan berulang kali mengklaim pulau itu sudah menjadi negara merdeka.
Para analis mengatakan langkah China baru-baru ini bisa menjadi ujian awal bagi Presiden AS Joe Biden.
Serangan pesawat perang China bertepatan dengan kelompok pertempuran kapal induk AS memasuki Laut China Selatan untuk mempromosikan "kebebasan laut".
China telah mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai miliknya yang telah memicu sengketa teritorial.
Baca Juga: Tergantung Penyebabnya, Ini Obat Penurun Panas Dewasa yang Tepat
AS, bersama dengan beberapa negara yang bertetangga dengan Laut China Selatan, telah membantah klaim Beijing atas perairan tersebut.
China sebelumnya mengatakan akan mengambil tindakan untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya di perairan yang disengketakan.
Pada hari Sabtu, beberapa hari setelah Biden dilantik, Departemen Luar Negeri AS menyatakan kembali komitmennya yang kokoh untuk membantu Taiwan mempertahankan pulau itu.
“Kami akan terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai,” ucap Ned Price, Juru Bicara Departemen.
“Komitmen kami untuk Taiwan sangat kuat dan berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan dan di dalam kawasan.”
Dia menambahkan bagaimana AS prihatin tentang pola upaya Republik Rakyat China yang sedang berlangsung untuk mengintimidasi tetangganya, termasuk Taiwan.