Tetapi, Korea Selatan akan melanjutkan penelitian untuk kemungkinan konversi dengan fitur tambahan di masa depan.
"Karena kami memiliki platform, kami jelas memiliki model turunan dalam pikiran," ujar Jung.
"Kami tidak akan membiarkan platform ini tidak digunakan".
Ketika pengembangan selesai, 40 unit akan dikirim ke Angkatan Udara Korea Selatan pada 2028 dan 80 unit lainnya di 2032.
"Penilaian kami sebelum meluncurkan proyek ini adalah, kami bisa mengekspor sekitar 300 hingga 500 unit ke luar negeri, mengingat banyak negara berencana mengganti pesawat tempur mereka yang sudah tua," ungkap Jung.
Di tengah spekulasi bahwa Indonesia, sebagai mitra proyek KF-X, sedang berusaha untuk keluar dari pembangunan jet tempur itu, Jung menyatakan, pembicaraan sedang berlangsung untuk menemukan jalan tengah yang saling menguntungkan kedua negara.
Indonesia berjanji untuk menanggung 20% dari total biaya proyek KF-X.
Tetapi, telah berhenti melakukan pembayaran setelah menginvestasikan 227,2 miliar won.
“Program pembangunan bersama ini merupakan masalah kepercayaan dan kerjasama antara kedua negara,” kata Jung.
Terakhir, Jung seraya menekankan bahwa Indonesia selama ini menjadi importir utama produk pertahanan Korea Selatan.