Find Us On Social Media :

Meski Tidak Membantu Secara Langsung, Di Balik Kemenangan Militer Myanmar dalam Kudeta, Terendus Ada Jejak-Jejak Rusia dalam Militer Myanmar, Apa Maksudnya?

By Afif Khoirul M, Selasa, 23 Februari 2021 | 10:23 WIB

Foto militer Myanmar sedang melakukan latihan.

Myanmar juga mendapat keuntungan dari fakta bahwa Rusia adalah kekuatan veto di Dewan Keamanan PBB.

Beberapa hari sebelum kudeta terjadi, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi Myanmar untuk menyelesaikan perjanjian untuk memasok peralatan senjata baru.

Di antaranya sistem rudal permukaan-ke-udara Pantsir-S1, pesawat terbang perawan Orlan-10E pengawasan tak berawak dan peralatan radar militer.

"Sebagai sahabat, Rusia selalu mendukung Myanmar di masa-masa sulit, terutama dalam empat tahun terakhir," media Rusia mengutip pernyataan Jenderal Aung Hlaing saat kunjungan Menhan Rusia.

Menurut media Myanmar, Jenderal Aung Hlaing sudah 6 kali mengunjungi Moskow, terakhir pada Juni tahun lalu, untuk merayakan ulang tahun ke-75 kemenangan atas Nazi Jerman.

Analis militer Myanmar mengatakan bahwa Jenderal Aung Hlaing beralih untuk membeli peralatan militer Rusia.

Pada saat militer secara bertahap memberikan kekuasaan kepada pemerintah sipil pada tahun 2011.

Jenderal Aung Hlaing ingin membangun tentara Myanmar yang kuat, bukan hanya kekuatan anti-pemberontak seperti yang telah terjadi selama beberapa dekade.

Baca Juga: Bukannya Langsung Menekan Militer Myanmar, AS Justru Jadikan China Sasaran Untuk Menekan Kudeta Myanmar, Memangnya Ada Hubungan Apa China dan Kudeta Myanmar?