Penulis
Intisari-online.com - Pada awal Februari lalu, kudeta yang dilakukan militer Myanmar atas pemerintahan sipil Myanmar membuat dunia terkejut.
Tak terdengar konflik panas, tiba-tiba militer Myanmar lakukan kudeta, dengan dalih menegakkan demokrasi.
Hal itu membuat negara adi kuasa seperti Amerika turun tangan, untuk menekan militer Myanmar untuk mengembalikan pemerintahan yang direbutnya ke pemerintah sipil.
Amerika langsung jatuhkan sanksi kepada Myanmar untuk menekan militer Myanmar.
Selain itu, sebagai negara adi kuasa, Amerika juga menjadikan China sasaran untuk menekan militer Myanmar,
Lantas, apa hubungan China dengan militer Myanmar, mengapa AS menyasar China, untuk menekan militer Myanmar?
Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (17/2/21), AS memaksa Beijing untuk menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar.
Pasalnya, sejauh ini Beijing mengaku menjadi pihak yang netral, dan meminta pihak-pihak tertentu untuk menahan diri.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada 17 Februari bahwa China harus memainkan peran konstruktif di Myanmar.
Price sekali lagi menegaskan bahwa aksi kudeta tentara Myanmar merupakan pukulan bagi proses demokrasi di negara ini.
"Ketika berbicara tentang China, kami telah menjelaskan bahwa kami ingin China memainkan peran yang konstruktif," kata Price.
"Itulah pesan yang dengan jelas kami kirim ke China dan kami akan terus mengirim pesan ini sampai China mengutuk kudeta di Myanmar," imbuh Price.
Juru bicara Departemen Luar Negeri mengeluarkan pernyataan dalam konteks Duta Besar China untuk Myanmar menepis kecurigaan bahwa Beijing membantu tentara Burma dalam kudeta.
Chen berkata Beijing tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang kudeta.
"Tidak pernah membantu pemerintah militer membangun firewall yang mencegah pengunjuk rasa menyerukan berkumpul di Internet," katanya.
"Kami memiliki hubungan persahabatan dengan militer dan partai Uni Demokratik (NLD) di Mynamar. Situasi saat ini adalah sesuatu yang tidak ingin dilihat China,"imbuh Chen.
"Kami berharap semua pihak di Myanmar dapat tetap tenang dan terkendali, menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan. Dalam situasi saat ini," jelas Chen.
"Penting untuk menghindari kekerasan, melindungi hak-hak fundamental orang," tambahnya lagi.
Mengenai masalah insinyur China yang pergi ke Myanmar untuk membantu membangun firewall.
Atau tentara China yang berpatroli di jalan-jalan Myanmar, Chen menegaskan bahwa ini adalah rumor palsu.
Menurut Chen, saat ini penerbangan kargo antara China dan Myanmar hanya untuk mengangkut makanan laut dan produk ekspor Myanmar.
"Tidak ada yang namanya pengiriman senjata China ke Myanmar," kata Chen.