Cara Licik Militer Myanmar untuk Dapat Dukungan, Bebaskan Lebih dari 23.000 Tahanan dan Minta Orang-orang untuk 'Bergandengan Tangan' dengan Militer

Tatik Ariyani

Penulis

Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.

Intisari-Online.com - Setelah kudeta militer di Myanmar, unjuk rasa untuk menentang kudeta tersebut terus berlangsung.

Video yang diunggah di Facebook menunjukkan, pada hari Jumat, setidaknya enam tembakan dilepaskan ketika polisi berusaha membubarkan protes terhadap militer di kota Mawlamyine.

Sementara itu, pasukan keamanan melakukan serangkaian penangkapan lainnya dalam semalam.

Mereka yang ditahan termasuk setidaknya satu dokter yang ikut serta dalam kampanye pembangkangan sipil yang terus meningkat.

Baca Juga: Tidak Ada yang Sudi Mendukung Junta Militer Myanmar, Bahkan Polisinya Pun Mendukung dan Lindungi Demonstran Penentang Kudeta, Begini Ceritanya

Para pengunjuk rasa pada hari Jumat mendesak Washington untuk memperketat sanksi yang dikenakan pada jenderal yang berkuasa di Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing untuk memaksa militer membebaskan Aung San Suu Kyi dari tahanan rumah.

Sanksi AS menargetkan 10 pejabat dan mantan militer yang dianggap bertanggung jawab atas kudeta, termasuk Min Aung Hlaing.

Mereka juga memasukkan tiga perusahaan permata dan giok yang dikatakan dimiliki atau dikendalikan oleh militer.

Di kota terbesar, Yangon, ratusan dokter dengan jas putih danlainnya berjalanmelewati Pagoda emas Shwe Dagon, situs Buddha paling suci di negara itu.

Baca Juga: Seakan Tahu Siapa Dedengkot Kudeta Militer yang Kacaukan Negara Mereka, Pengunjuk Rasa Myanmar Serbu Kedutaan Besar China, Ini yang Disampaikan

Sementara di bagian lain kota, penggemar sepak bola yang mengenakan perlengkapan tim berjalan denganposterjenaka yang mengecam militer.

Di kota pesisir Dawei, jalanan dipenuhi dengan pengunjuk rasa yang memberikan pidato berapi-api.

Banyak yang membawa bendera merah dengan burung merak, simbol kebanggaan dan perlawanan nasional.

Ribuan orang juga berkumpul di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin di utara jauh, dengan para pria muda memainkan musik rap dan melakukan dance-off.

Di ibu kota Naypyidaw, beberapa demonstran menutupi kepala mereka dengan seprai dan berpakaian seperti hantu dengan kacamata hitam di bawah terik matahari.

Seseorang membawa plakat bertuliskan: “Tidak semua hantu itu menakutkan. Tapi polisi Burma lebih menakutkan."

Baca Juga: Selamat Tahun Baru Imlek 2021! Seperti Apa Sejarah Imlek di Indonesia, Dilarang Soeharto hingga Instruksi Gus Dur tahun 2000

Dari unjuk rasa di berbagai kota tersebut, jelas bahwa tak ada yang mendukung militer Myanmar dalam kudeta yang mereka lakukan.

Namun, tampaknya militer Myanmar tak habis akal untuk mendapatkan simpati masyarakat.

Pada hari Jumat,Myanmar memberikan amnesti kepada lebih dari 23.314 tahanan Myanmar dan 55 tahanan asing.

Melansir Al Jazeera, Jumat (12/2/2021), pemimpin kudeta Jenderal Senior Min Aung Hlaing juga meminta orang-orang untuk "bergandengan tangan" dengan militer untuk demokrasi.

Meski demikian, ribuan orang telah berunjuk rasa menuntut kembalinya pemerintahan sipil.

Pembebasan tahanan dilakukan pada Hari Union, yang diperingati untuk menandai penyatuan negara.

Baca Juga: Kucing Tiga Warna; Ini Enam Jenis Kucing Calico Keren dan Menyenangkan

Tetapi para pendukung pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi menentang seruan dari penguasa militer untuk menghentikan pertemuan massal saat protes memasuki hari ketujuh.

“Saya dengan serius akan mendesak seluruh bangsa untuk bergandengan tangan dengan Tatmadaw untuk keberhasilan realisasi demokrasi,” kata Min Aung Hlaing menggunakan istilah lokal untuk militer.

“Pelajaran sejarah telah mengajari kita bahwa hanya persatuan nasional yang dapat memastikan non-disintegrasi Persatuan dan pelestarian kedaulatan.”

Pengumuman tersebut mengatakan hukuman bagi tahanan Myanmar diberikan saat negara "sedang membangun negara demokrasi baru dengan perdamaian, pembangunan dan disiplin untuk mengubah para tahanan menjadi warga negara tertentu yang layak, untuk menyenangkan publik dan untuk menciptakan dasar kemanusiaan dan belas kasih".

Hukuman 23.314 tahanan Myanmar dan 55 tahanan asing telah dibebaskan, menurut laporan tersebut.

Artikel Terkait