Find Us On Social Media :

Buntut Konflik Indonesia-Belanda Soekarno Diasingkan ke Berbagai Daerah Terpencil, Tak Habis Akal Begini Cara Bung Karno Berkomunikasi dengan Para Gerilyawan

By Khaerunisa, Senin, 22 Februari 2021 | 19:15 WIB

Pesanggrahan Soekarno di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Buntut Konflik Indonesia-Belanda Soekarno Diasingkan ke Berbagai Daerah Terpencil.

Baca Juga: Bak Dihantam Bom, Rumah Ini Kejatuhan Serpihan Mesin Pesawat, Ternyata Pesawat dengan Kondisi Mesin Mengerikan Inilah Asalnya

Dari batang kangkung itulah Soekarno memasukkan surat untuk diberikan kepada gerilyawan Indonesia. Hingga, informasi sampai kepada TNI, kemudian diutus pasukan untuk menjemput Bung Karno di Parapat.

Meski pada akhirnya gerakan TNI ditahan oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir, dengan alasan mau dipindahkan ke Bangka, namun cara Bung Karno berkomunikasi dengan gerilyawan menjadi kisah unik tersendiri dari masa pengasingannya.

Rumah pengasingan parapat adalah tempat yang dibangun pada tahun 1820 oleh Belanda, yang saat itu digunakan sebagai villa bagi mandor kebun.

Rumah tersebut berukuran 10 x 20 meter dengan arsitektur bergaya Eropa tersebut berdiri kokoh di atas lahan seluas dua hektare.

Baca Juga: Makin Menggila Kuasa Laut China Selatan Secara Sepihak, China Diklaim Sudah Bangun Pangkalan Militer Permanen di laut China Selatan Tak Peduli Walau Ilegal

Saat ini, oleh Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara rumah tersebut dijadikan sebagai objek wisata sejarah, dan Mess Pemda bagi para pejabat Pemerintahan Sumut yang datang berkunjung ke Kota Parapat.

Dalam cacatan sejarah, Soekarno diasingkan ke lokasi tersebut pada 4 Januari 1949.

Tidak sendirian, Bung Karno diasingkan ke Parapat bersama dua rekan seperjuangannya, Sutan Sjahrir (Perdana Menteri RI) dan Haji Agus Salim.

Kini, rumah pengasingan atau pesanggarahan di Parapat itu juga sering dikunjungi mahasiswa dan akedemisi serta masyarkat yang ingin mengetahui sejarah terkait pengasingan Bungkarno di Parapat.