Find Us On Social Media :

Pakar Wabah Indonesia Ketar-ketir Jika Pemerintah dan BPOM Nekat Kembangkan Vaksin Nusantara untuk Jadi Vaksin Covid-19, Ada Kecenderungan Pengobatan Kanker Ini

By Maymunah Nasution, Senin, 22 Februari 2021 | 06:30 WIB

Keunggulan sel denditrik yang ada di Vaksin Nusantara justru disebut pakar wabah jadi sebab Vaksin ini tak boleh dikembangkan lagi

Untuk terapi kanker sel dendritik ditambahkan antigen tumor atau kankernya, dan diisolasi dari darah pasien untuk kemudian disuntikkan kembali kepada pasien tersebut.

"Sementara, pada vaksin, sel dendritik ditambahkan antigen virus," jelasnya.

Kedua, perlu pelayanan medis.

Dijelaskan Pandu, sel dendritik perlu pelayanan medis khusus karena membutuhkan peralatan canggih, ruang steril, dan inkubator CO2, dan adanya potensi risiko.

Baca Juga: Ingat! Jangan Pernah Lakukan Swab Antigen Sendiri, Bisa Bahayakan Kesehatan! Salah Satunya Bila Alat yang Digunakan Patah di Dalam, Apa yang Bisa Anda Lakukan?

Potensi risiko yang sangat besar bisa terjadi seperti sterilitas, pirogen atau ikutnya mikroba yang menyebabkan infeksi dan tidak terstandar potensi vaksin, karena pembuatan individual.

"Jadi, sebenarnya sel deindritik untuk terapi bersifat individual, dikembangkan untuk terapi kanker. Sehingga tidak layak untuk vaksinasi massal," tegas Pandu.

2. Belum jelas data uji klinis

Pada kesempatan yang berbeda, Ahli Biomolekuler dan Vaksinolog, Ines Atmosukarto berpandangan bahwa vaksin Nusantara datanya diduga belum terlihat.

Baca Juga: Kabar Gembira, dari Hasil Uji Klinis Simpulkan Vaksin Covid-19 Sinovac Hasilkan Respon Kekebalan pada Lansia