Find Us On Social Media :

Moncong Meriam dan Tank Sudah Diarahkan ke Istana oleh para Perwira, Tanpa Gentar Bung Karno Malah 'Sodorkan' Diri dan Akhiri Ancaman dengan Cara Tak Terduga

By Ade S, Selasa, 16 Februari 2021 | 13:03 WIB

Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966.

Akhirnya, Supeno mengirimkan surat ke parlemen karena merasa tak puas dengan kepemimpinan AH Nasution.

Internal militer pun terpecah dan membawa masalah ini ke parlemen. DPRS ikut andil dalam masalah itu. DPRS membuat beberapa mosi menyikapi masalah yang terjadi di internal TNI.

Kemunculan mosi ini yang menjadi sebuah persoalan karena dinilai terlalu intervensi terhadap masalah TNI. AH Nasution meluapkan ketidakpuasannya terhadap apa yang dilakukan parlemen.

Pada 17 Oktober 1952, para perwira militer bersama 30.000 demonstran melakukan unjuk rasa menuju Istana Merdeka.

Baca Juga: Kisah Saat Bung Karno Tertipu oleh Raja Idrus dan Ratu Markonah yang Ternyata Palsu, Padahal Sudah Diliput Media Massa Besar-besaran, Kok Bisa?

Tank, meriam, dan persenjataan artileri bahkan dihadapkan menuju ke Istana Merdeka.

Namun, ini bukan untuk melakukan perlawanan, tetapi mereka hanya meminta parlemen dibubarkan dan konflik dalam tubuh militer segera diakhiri.

Meski begitu, Soekarno menilai tindakan ini merupakan makar karena menggunakan peralatan militer. Akhirnya, Presiden menemui demonstran.

Menurut Soekarno, parlemen tak begitu saja bisa dibubarkan karena dirinya bukanlah diktator yang bebas melakukan apa saja. Presiden membutuhkan pertimbangan dari berbagai pihak menanggapi usulan itu.

Baca Juga: Akhir Pahit Sang Proklamator, Di Akhir Kepemimpinannya Pelayan Tak Sediakan Sarapan Untuknya, Hanya Meminta Nasi Kecap Saja Ditolak