Invasi Mongol ke Jawa: Saat Bangsa Penghancur Kejayaan Islam Dipermalukan Majapahit, Berkat Kecerdikan Raden Wijaya

Ade S

Penulis

Invasi Mongol ke Jawa: Saat Bangsa Penghancur Kejayaan Islam Dipermalukan Majapahit, Berkat Kecerdikan Raden Wijaya

Intisari-Online.com -Bangsa Mongol yang terkenal sangat tangguh dan cerdik di medan perang nyatanya pernah kalah telak oleh Majapahit.

Padahal, saat itu,abad ke-13 M, mereka dikenal sebagai sebagai kerajaan yang sangat kuat di bawah sang pemimpin Kubilai Khan.

Kekuasaan mereka membentang dariRusia, Asia Tengah, China, Irak, Polandia,hingga sebagian Asia Tenggara

Bahkan, 35 tahun sebelum mencoba menguasaitanah Jawa, mereka berhasil menaklukan Baghdad dan mengakhiri era emasIslam.

Baca Juga: Pengepungan Baghdad oleh Bangsa Mongol nan Barbar: Pertempuran Paling Berdarah yang Mengakhiri Kekhalifahan Islam

Di bawahRaden Wijaya, pendiri dan raja pertama, Kerajaan Majapahit berhasil memukul mundur Bangsa Mongol yang mencoba menginjakkan kakinya di Nusantara.

Dengan kecerdikan Raden Wijaya, pasukan Mongol terpaksa harus mundur dan meninggalkan tanah Jawa kembali ke China.

Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada 31 Mei 1293 di Jawa, tepatnya di wilayah Surabaya.

Lalu bagaimana sebuah bangsa yang begitu digdaya dalam perang bisa takluk oleh kerajaan Majapahit?

Baca Juga: Reog Ponorogo, Kisah Tarian Penggawa Raja Majapahit Terakhir yang Mengubah Sejarah dan Memantik 'Kasus Identitas'

Sejarah datangnya pasukan Mongol

Dalam buku 7 Abad Penantian (2018) karya Yati Lestari, Raden Wijaya adalah menantu Kertanegara yang merupakan raja Kerajaan Singasari.

Kerajaan Singasari merupakan kerajaan terkuat yang ada di Jawa waktu itu dan mencuri perhatian salah satu Dinasti Yuan dari China. Waktu itu penguasanya adalah Kubilai Khan

Pada waktu itu Kubilai Khan mengirim utusannya untuk menarik upeti Kerajaan Singasari pada 1289.

Baca Juga: Kala Mahapatih Gadjah Mada Putuskan Tinggalkan Segala Urusan Duniawi Setelah Gagal Lamar Permaisuri Raja, Awal dari Akhir Kedigdayaan Majapahit

Sudah beberapa kali Kubilai Khan mengirim utusan ke Jawa, yakni pada 1280, 1281, dan 1286.

Namun bukan upeti yang diperoleh tapi penolakan. Bahkan dengan teganya menyiksa dan memotong telinga utusan Kubilai Khan yang terakhir.

Kondisi itu membuat marah Kubilai Khan marah dan mengirimkan ekspedisi besar ke Jawa sebagai ungkapan kemarahan. Ekspedisi tersebut untuk menghukum Raja Jawa, yakni Kertanegara.

Namun sebelum pasukan Mongol tiba di Jawa, Raja Kertanegera sudah terbunuh dan Kerajaan Singasari lengser antara tanggal 18 Mei dan 15 Juni 1292 akibat pemberontakan.

Baca Juga: Kekaisaran Khmer, Monarki Raksasa di Asia Tenggara yang Tak Kalah Digdaya Dibanding Majapahit

Raja Kertanegara dibunuh oleh Jayakatwang yang merupakan seorang Adipati Kediri yang merasa tidak puas dengan Kertanegara.

Peristiwa itu membuat tahta Kerajaan Singasari menjadi kosong. Kemudian Jayakatwang mengambil alih posisi raja dan memindahkan kekuasaan kerajaan ke Kediri.

Jayakatwang juga mengasingkan keturunan Kertanegara salah satunya Raden Wijaya menantu Kertanegara ke Pulau Madura.

Raden Wijaya yang merasa dendam berusaha untuk mengulingkan Jayakatwang dengan mencari bantuan.

Baca Juga: Ternyata Selama Ini Kita Salah, Buah Maja, Rasanya Ternyata Tidak Sepahit Akhir Kisah Majapahit

Raden Wijaya menggunakan kesempatan dengan kedatangan pasukan Mongol ke Jawa yang hendak membalas dendam.

Dengan kecerdikan Raden Wijaya, akhirnya pasukan Mongol bersatu untuk menyerang Jayakatwang.

Mereka juga dibantu kerajaan-kerajaan kecil di Jawa yang juga tidak suka dengan Jayakatwang.

Baca Juga: Jadi Simbol Keberuntungan dan Kemakmuran di Berbagai Penjuru Dunia, Misteri 'Piggy Bank' alias Celengan Babi Nyatanya Mulai Terbongkar Berkat Peninggalan Majapahit

Menyerang pasukan Mongol

Dilansir Historia, Raden Wijaya yang merupakan pendiri Kerajaan Majapahit mengandeng pasukan Mongol untuk balas dendam kepada Jayakatwang.

Dari berita China, pasukan Mongol tiba di Majapahit pada 1 Maret 1293. Sebelumnya mereka terlebih dahulu singgah di Tuban dan mendirikan perkemahan di tepi Sungai Brantas.

Perwakilan pasukan Mongol bernama Ike Mese mengirim tiga orang perwiranya ke kampung baru Majapahit. Mereka meminta agar Raden Wijaya tunduk dan mengakui kekuasaan Kubilai Khan.

Baca Juga: Terancam Tidak ada Mudik Tahun ini Karena Corona, Ternyata Ritual Mudik Sudah Dilakukan Sejak Kerajaan Majapahit Masih Berjaya

Raden Wijaya pun akan tunduk kalau Mongol membantunya melawang Jayakatwang dari Gelang-Gelang yang telah membunuh Kertanegara dan menghancurkam Kerajaan Singasari.

Pada 20 Maret 1293, tentara gabungan Raden Wijaya dan Mongol mengepung Jayakatwang. Itu membuat Jayakatwang dan pasukan kocar-kacir dan terjun ke Sungai Brantas.

Setelah menundukkan Jayakatwang pada 26 April 1293, Raden Wijaya meminta izin kepada pasukan Mongol untuk kembali ke Majapahit mengambil upeti dengan kawal dua perwira dan 200 prajurit.

Tapi ditengah perjalanan, Raden Wijaya menghabisi pasukan Mongol yang mengawalnya ke Majapahit dalam perjalaannya.

Baca Juga: Kesaksian Salah Seorang Punggawa Keraton Agung Sejagat Mengaku Bergabung karena 'Panggilan Alam', Disebut Lokasi Bangunan Sebagai Bekas Keraton Majapahit

Kemudian Raden Wijaya justrus balik menyerang pasukan Mongol di Kediri yang pasukannya berkurang.

Mereka sedang berkemah di Daha dan Canggu yang tengah berpesta merayakan kemenangan. Mereka pun terpaksa mundur ke laut dalam kejaran pasukan Majapahit dan meninggalkan tanah Jawa.

Pasukan Mongol hanya empat bulan berada di tanah Jawa. Pada 31 Mei 1293, pasukan Mongol kembali ke China dan tiba 8 Agustus 1293.

Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit pada 10 November 1293.

(Kompas.com)

Artikel Terkait