Masalah Bertubi-tubi untuk Rusia, Dikhianati Turki yang Pilih AS, Kini Sanksi Uni Eropa Bayangi Kekuatannya dengan Tetangganya

Maymunah Nasution

Penulis

Kapal AS di Laut Hitam

Intisari-online.com -Laut Hitam menjadi panas oleh pasukan AS yang lakukan latihan militer.

Mereka melaksanakannya dengan Turki.

Hal tersebut membuat berang Rusia.

Rusia meminta Amerika Serikat (AS) untuk "menghentikan pertunjukan kekuatan militer yang sembrono", kedutaan Besar Rusia di Washington mengatakan di akun Twitter pada Rabu (10/2), merespons latihan militer negeri uak Sam di Laut Hitam.

Baca Juga: Diberi Pilihan Sulit antara Rudal S-400 Rusia atau Jet Tempur F-35 Amerika, Turki Akhirnya Beri Jawaban, Meski TahuPilih Salah Satu Opsi Bak Seperti Bunuh Diri

"Kami menyerukan kepada militer AS untuk menghentikan pertunjukan kekuatan militer sembrono dan melakukan kegiatan di perairan teritorial AS.

"Perdamaian dan keamanan Laut Hitam tidak membutuhkan campur tangan asing," tegas Kedutaan Besar Rusia seperti dikutip TASS.

"Sepertinya, Armada ke-6 AS tidak sabar untuk menemukan musuh di Laut Hitam.

Mereka sangat mencari dalih, sekarang secara terbuka di bawah panji latihan perang, untuk meningkatkan kehadiran di wilayah tersebut," ujar Kedutaan Besar Rusia.

Baca Juga: Tanpa Nuklir,Senjata Terbaru Rusia Ini Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata, JikaSampai Hati Gunakan Senjata Ini, Kekuatan Musuh Manapun Bisa Remuk Seketika

Armada ke-6 AS sebelumnya melaporkan, kapal perang AS dan Turki yang didukung oleh dua jet tempur F-16 Turki mengelar latihan militer bersama di Laut Hitam.

Kementerian Luar Negeri Rusia telah berulang kali menyatakan, kehadiran kapal perang dan militer negara-negara di luar kawasan di Laut Hitam tidak bisa meningkatkan stabilitas di wilayah tersebut.

Amerika Serikat bersikeras, mereka bertindak dalam Konvensi Montreux tentang Rezim Selat (Bosporus dan Dardanella) dan melakukan latihan di perairan internasional.

Turki sendiri menyambut baik latihan militer tersebut.

Baca Juga: Sudah Usaha Mati-matian Demi Rudal S-400 Rusia, Turki Tiba-tiba Tak Akan Kerahkan Senjata Mematikan Tersebut Secara Penuh, Tawarkan Hal Ini pada AS

Rencana tersebut disambut oleh Duta Besar AS untuk Turki, David Satterfield, pada Kamis dalam sebuah pernyataan.

"Kami menyambut baik kesempatan ini bagi kapal Angkatan Laut AS USS Donald Cook dan USS Porter untuk melakukan latihan dengan angkatan bersenjata Turki di Laut Hitam," kata Satterfield.

Satterfield menambahkan, AS sebagai sekutu NATO berbagi komitmen untuk perdamaian dan stabilitas di Eropa dan Timur Tengah sebagaimana dilansir dari Yeni Safak.

“Latihan bersama membangun kepercayaan, meningkatkan komunikasi dan memperkuat kemitraan keamanan kami yang sudah kuat di Laut Hitam dan wilayah yang lebih luas,” tambah Satterfield.

Baca Juga: Serangan Pertama Joe BidenkepadaVladimir Putin!Amerika Terang-terangan Kirim4 Pesawat Pembom Nuklir ke LokasiSengketaIni, Sinyal Perang dengan Rusia?

Menurut pernyataan tersebut, kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Donald Cook, USS Porter, dan P-8A Angkatan Laut AS dari Patrol Squadron 46 berpartisipasi dalam latihan udara dan latihan di atas permukaan laut.

Hubungan Rusia dengan tetangga-tetangganya di Eropa memang kian tegang.

Baru-baru ini ada ancaman sanksi dari Uni Eropa terhadap Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow siap memutuskan hubungan dengan Uni Eropa jika blok itu menghantamnya dengan sanksi ekonomi yang menyakitkan.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan AS dan Sekutunya, China Bersama Rusia dan Iran Juga Gelar Latihan Gabungan, Akankah Dua Kubu Ini Berperang?

Ancaman tersebut terungkap dalam kutipan wawancara yang diposting di situs kementerian pada hari Jumat waktu setempat.

Hubungan antara Rusia dan Uni Eropa setelah mendapat tekanan baru atas penangkapan dan pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny, yang telah memicu pembicaraan tentang kemungkinan adanya sanksi baru.

Sebelumnya Kepala Kebijakan Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa 27 negara Uni Eropa harus bertindak secara tegas terhadap Rusia terkait penahanan Alexei Navalny dan pengusiran tiga diplomat.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell akan mengajukan proposal sanksi terhadap Rusia.

Baca Juga: Jadi Bukti Kuatnya Kerjasama China dengan Negara Eropa, Inilah Hypercar S9, 'Anak Pertama' Proyek Mobil Elektrik Belt and Road Initiative China

Rencana itu akan disampaikannya dalam pertemuan seluruh menteri luar negeri Uni Eropa pada 22 Februari nanti.

"Negara-negara anggota EU akan memutuskan langkah selanjutnya. Tetapi ya, ini bisa termasuk sanksi," katanya.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait