Intisari-Online.com - Inggris sepenuhnya meninggalkan Uni Eropa (Brexit) pada pukul 11 malam pada malam tahun baru.
Dengan adanya Brexit, Inggris telah terbebas dari aturan dan regulasi Brussels untuk menjadi negara merdeka sendiri.
Setelah Brexit, beberapa negara juga dirumorkan mengambil langkah yang serupa, salah satunya Prancis.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah sangat kritis terhadap Brexit sejak referendum bersejarah pada tahun 2016.
Baca Juga: Gambar Peta Dunia Terkni, Bisa Digunakan untuk Belajar Anak-anak!
Macron sering mengancam perundingan jalan buntu dengan menolak perjanjian jika ketentuan tidak mematuhi garis merah mereka.
Tetapi sekarang Macron sedang memperoleh tekanan besar Frexit - istilah yang dibuat untuk mencoba dan memaksa keluarnya Prancis dari UE.
Melansir Express.co.uk, Jumat (1/1/2020), Charles-Henri Gallois, Presiden Generasi Frexit, gerakan politik yang dibentuk pada Juli 2020, memuji Inggris setelah Brexit.
Gallois menambahkan bahwa ia berharap 2021 "akan memungkinkan rakyat Prancis juga dapat mengekspresikan diri secara demokratis tentang keanggotaan kami di UE".
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR