Dianggap Reinkarnasi Raja Kuno, Seorang Marinir AS Dinobatkan Jadi Raja Sebuah Pulau Voodoo di Haiti: 'Penuh Boneka Santet Voodoo'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Faustin Wirkus menjadi raja

Intisari-Online.com - Apa yang dilakukan oleh Marine Warrant Officer, Faustin Wirkus cukup spektakuler.

Dilansir dari Wearethemighty.com, Wirkus tiba di Haiti pada tahun 1915 dengan sesama Marinir.

Dia menghabiskan sebagian besar tahun pertamanya di sekitar ibu kota Port-Au-Prince.

Jerman telah ikut campur dalam sejumlah pemberontakan Karibia.

Baca Juga: Krisis 2006 Jadi Jejak Kelam Sejarah Timor Leste Pasca Kemerdekaannya, Inilah Sosok Pemimpin Tentara Pemberontak dalam Kekacauan Itu

Orang Haiti tiba-tiba menggulingkan diktator yang didukung Amerika di pulau itu, dan Pemberontak Cacomemilih seorang presiden anti-Amerika.

Marinir dikirim untuk menduduki dan menstabilkan pulau sambil menegakkan “Doktrin Monroe” Amerika - intoleransi terhadap campur tangan Eropa di Belahan Barat.

Mereka juga melindungi kepentingan ekonomi AS.

Wirkus adalah salah satu dari banyak Marinir yang dikirim ke Haiti dengan kapal USS Tennessee.

Baca Juga: Inilah Sisi Gelap Masa Romawi Kuno, dari Perbedaan Kelas, Kekerasan, Intoleransi Agama, Pemberontakan, Hingga Eksploitasi Nafsu

Di atas kapal itulah dia pertama kali melihat pulau La Gonave.

Dia bertanya kepada NCO Marinir tentang pulau itu.

Jawabannya samar dan pendek.

“Jika Anda beruntung, Anda tidak akan pernah bisa lebih dekat ke tempat itu."

Baca Juga: Dituduh Menghasut Pemberontakan, Penggulingkan Donald Trump dari Jabatannya Tinggal Ketok Palu, 'DiaMulaiDitinggal Sendirian oleh Orang-orang Kepercayaannya'

"Tidak ada orang kulit putih yang menginjakkan kakinya di sana sejak zaman bajak laut."

"Ada pos di sana sekarang, tapi orang-orang yang ditempatkan di sana biasanya tidak kembali."

"Tempat itu tidak cocok untuk apa-apa selain rumah serangga ... penuh dengan boneka santet voodoo dan entah apa lagi. ”

Untungnya, dia ditahan di ibu kota selama penempatan pertamanya di Haiti.

Baca Juga: Ratusan Massa Pendukung Donald Trump Serbu Gedung Capitol AS, Teriakkan Trump Memenangkan Pilpres, Ini Komentar Joe Biden, 'Itu BukanAksi Protes Tapi Pemberontakan'

Dia segera jatuh dari truk dan lengannya patah.

Setelah sembuh di AS, dia dikirim ke Kuba, dan akhirnya kembali ke Haiti.

Itu empat tahun kemudian dan Marinir muda itu sekarang menjadi Sersan.

Tetapi dia ditugaskan di Garde d'Haiti setempat , menjaga Pemberontak Caco di teluk di tepi luar negara pulau.

Baca Juga: Kepungan Menyerang Indonesia pada 1958, Ini Aksi Sirkus Terbang Rent-A-Rebel CIA dari PBY Catalina, A-24 Invaders dan P-51 Mustang untuk 'Memusnahkan Soekarno'

Dia menanganinya dengan baik dan akhirnya dia akan dikirim ke La Gonâve.

Wirkus sangat tertarik dengan pulau itu.

Tugas pertamanya yakni menilai tahanan Garde yang didakwa dengan "pelanggaran terhadap Republik Haiti" dan "pelanggaran voodoo sepele".

Di antara mereka ada seorang wanita bernama Ti Memenne, yang memperingatkan Marinir bahwa dia akan bertemu dengannya lagi.

Baca Juga: Pemilik Militer Paling Lemah di Dunia, Afrika Tengah Baru-baru Ini Harus Memohon Bantuan dari Militer Top Dunia saat Kewalahan Hadapi Pemberontakan

Meski begitu, Wirkus mengirimnya ke Port-Au-Prince dengan rekomendasi untuk perlakuan ringan.

Faustin I bereinkarnasi sebagai Faustin II.

“Mereka menjadikan saya semacam raja dalam sebuah upacara yang saya pikir hanya semacam perayaan."

"Saya mengetahui kemudian mereka mengira saya adalah reinkarnasi dari mantan raja pulau itu yang bernama Faustin I ketika dia berkuasa."

Baca Juga: Walau Jalani Pelatihan Brutal dan Tak Manusiawi, Nyatanya Pasukan Khusus Filipina Ini Tetap Kewalahan Hadapi Militan ISIS, Langsung Minta Bantuan Kopassus TNI AD

Itu merupakan hari di mana Wirkus dinobatkan sebagai raja dari sebuah pulau voodoo di Haiti

Pendudukan AS selama 19 tahun di Haiti tidak berjalan mulus.

Namun keberuntungan itu bertabrakan dengan Presiden Haiti, yang mengunjungi pulau itu untuk pertama kalinya pada tahun 1928.

Kebetulan, dia dapat berkunjung tanpa dibunuh oleh penduduk pulau itu, berkat keputusan komando Faustin Wirkus.

Presiden tidak senang dengan Raja dan meminta dia dipindahkan ke daratan Amerika Serikat.

Kaisar Faustin II atau Sersan Fustin Wirkus kemudian pergi dengan sukarela pada tahun 1929 dan meninggalkan Korps tidak lama kemudian.

Baca Juga: Kisah Anggota PKI, 'Kebal' Meski Ditembak Peluru Berulang Kali, Tetapi Begitu Satu Kata Ini Terucap Anggota PKI Itu Langsung Tewas Seketika, Ilmu Kebalnya Langsung Lepas

Dia kembali ke tugas aktif pada hari-hari sebelum Perang Dunia II dan diangkat menjadi Perwira Waran yang bertugas di sekolah pra-penerbangan Angkatan Laut di Carolina Utara.

Dia meninggal hanya beberapa bulan sebelum akhir Perang Dunia II dan dimakamkan di Pemakaman Nasional Arlington.

(*)

Artikel Terkait