Dituduh Menghasut Pemberontakan, Penggulingkan Donald Trump dari Jabatannya Tinggal Ketok Palu, 'Dia Mulai Ditinggal Sendirian oleh Orang-orang Kepercayaannya'

Mentari DP

Penulis

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Intisari-Online.com - Kerusuhan yang melanda Amerika Serikat (AS) benar-benar memberi dampak mengerikan kepada Donald Trump.

Sejatinya, Trump memang sudah kalah dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2020 dari Joe Biden.

Namun Trump masih akan memimpin AS hingga Joe Biden dilantik jadi Presiden pada 20 Januari 2021.

Namun ketika massa pendukung pro-Trump mulai melakukan kerusuhan hingga menduduki Gedung Kongres AS di Capitol Hall Washington, peraturan itu bisa saja berubah.

Baca Juga: Diberi Nama 'Setan 2', Intip Betapa Sangarnya Rudal Balistik Rusia Ini, Bisa Meluncur dari Luar Angkasa dengan Lebih dari 20 Kali Kecepatan Suara

Sebab, senat dan warga AS yang marah menyalahkan Trump.

Dan hukumannya adalahmenggulingkan ataumemakzulkan Presiden AS Donald Trump dari jabatannya.

Untuk menggulingkan ataumemakzulkan, Senat AS membutuhkan suara dari masing-masing Partai pendukung.

Kita tahu bahwa Trump didukung oleh Partai Republiksementara Biden didukung PartaiPartai Demokrat.

Baca Juga: Kemarin Sesumbar Tak Tahu Cara Habiskan Hartanya, Kini Baru 4 Hari Jadi Orang Terkaya Sejagat Raya, Elon Musk Sudah Kehilangan Rp195 Miliar, Gara-gara Hal Ini

Nah, setelah kerusuhan telah terjadi, upayaPartai Demokrat untuk menggulingkan Trump dari jabatannya kini tengah mendapatkan momentum.

Di manabeberapa anggota Partai Republik mulai mendukung Demokrat.

Seperti dikutipBBC, Rabu (13/1/2021), anggota Partai Republik paling senior ketiga di DPR, Liz Cheney, mengatakan dia akan memilih untuk mendakwa Trump atas kerusuhan Capitol yang terjadi pekan lalu.

Rencananya, DPR berencana memungut suara hari Rabu (13/1/2021) waktu setempat untuk memakzulkan Trump.

Trump dituduh menghasut pemberontakan dari para pendukungnya.

Ini akan menjadikannya presiden AS pertama yang pernah dimakzulkan dua kali.

Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy, sekutu Trump yang mengatakan dia menentang pemakzulan, dilaporkan telah memutuskan tidak akan meminta anggota dari partainya untuk menentang tindakan pemakzulan tersebut.

MenurutNew York Times, pemimpin Senat Republik Mitch McConnell telah mengatakan kepada orang kepercayaan bahwa dia senang Demokrat ingin mendakwa presiden.

Sebab dia yakin itu akan membantu menyingkirkan Trump dari Partai Republik.

Baca Juga: Sudah Benci Setengah Mati dengan Iran, KiniAnak BuahDonald Trump TuduhIranJadi 'Pangkalan Baru' Al-Qaeda, Siapkan HadiahRp98,5Miliar untuk Informasi

McConnell juga mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dia yakin presiden melakukan pelanggaran yang tidak dapat didakwa, laporWashington Post.

Dua anggota DPR Republik lainnya, John Katko dan Adam Kinzinger, mengatakan mereka juga akan memilih pemakzulan.

Jika Trump dimakzulkan oleh DPR, dia akan menjalani persidangan di Senat untuk menentukan kesalahannya.

Dalam penampilan publik pertama Trump sejak kerusuhan Rabu lalu, Trump tidak menunjukkan penyesalan atas pernyataan yang dia buat kepada para pendukungnya di rapat umum sebelum massa menyerbu aula Kongres.

(kontan.co.id)

Baca Juga: Jadi Presiden AS Saja Belum, Joe BidenSudah Dapat Tekanan Mental dari Kim Jong-Un, Sebut Korea Utara Tak Akan Bisa Hentikan Ambisi Nuklir Sang Diktator

Artikel Terkait