Find Us On Social Media :

Sejak Gulingkan Pemerintahan Sipil, Pejabat Militer Myanmar Sambangi Pengungsi Rohingya Bahkal Lakukan Hal Ini, Benarkah Militer Penyelamat atau Hanya Cari Muka Saja?

By Khaerunisa, Kamis, 11 Februari 2021 | 19:45 WIB

Jenderal Min Aung Hlaing, menjadi pemimpin tertinggi yang melakukan kudeta di Myanmar.

Intisari-Online.com - Sejak militer Myanmar melakukan kudeta terhadap pemerintah sipil dan mengumumkan keadaan darurat pada Senin (1/2/2021), rupanya sejumlah tindakan dilakukan rezim militer baru.

Selain menjadi sorotan dunia, aksi kudeta itu pun telah mendapat reaksi penolakan dari berbagai pihak di Myanmar.

Dokter, guru, hingga dosen melakukan kampanye untuk melawan kudeta tersebut.

Kampanye pembangkangan sipil juga mulai menyebar ke kalangan pelajar, kelompok pemuda, dan bahkan beberapa pekerja.

Baca Juga: Amerika Bertindak, Militer Myanmar Akhirnya Kena Bakan Kena Hukuman Beruntun, Mulai dari Akses Keuangan yang Dihentikan Hingga Para Jenderal Diberi Hukuman Ini

Sementara terjadi keributan tersebut, rezim militer baru, dikabarkan menyumbangkan sejumlah uang dan makanan kepada ribuan Muslim Rohingya di tempat pengungsian.

Muslim Rohingya telah didorong melintasi perbatasan selama kampanye militer brutal pada 2016-2017, dan sebagian dari mereka tetap tinggal di Myanmar.

Tindakan apa saja yang telah diambil oleh rezim militer baru?

Melansir asiantimes.com (9/2/2021), Tak lama setelah menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, rezim militer baru mengirimkan surat kepada pemerintah Bangladesh melalui duta besarnya di Myanmar untuk menjelaskan alasan kudeta tersebut.