Salah Satunya Pasukan Tangguh Berseragam Hitam dan Baret Ungu, Inilah 6 Pasukan Khusus Indonesia yang Memperkuat TNI

Khaerunisa

Penulis

Terdapat sejumlah pasukan khusus Indonesia, mereka berasal dari masing-masing matra TNI. Salah satunya Kopassus dari Angkatan Darat.

Intisari-Online.com- Terdapat sejumlah pasukan khusus Indonesia, mereka berasal dari masing-masing matra TNI.

Salah satunya Kopassus, yang merupakan pasukan khusus yang dimiliki TNI Angkatan Darat.

Pasukan khusus Indonesia tersebut mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

Lalu, bagaimana dengan pasukan khusus Indonesia yang berasal dari Angkatan Udara dan Angkatan Laut?

Baca Juga:Inilah 5 Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, Lakukan Pengintaian hingga Sabotase

Memiliki spesifikasi yang mumpuni, pertahanan yang kuat, dan mampu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bagian dari ciri-ciri personel Tentara Nasional Indonesia ( TNI).

Dalam setiap sub/kesatuan, mereka dilatih cara kepemimpinan dan bahkan teknik bertahan hidup.

Selain itu, setiap satuan biasanya memiliki sebuah pasukan khusus yang memikul tugas dan tanggung jawab lebih berat.

Melansir Kompas.com, berikut ulasan sejumlah pasukan elite TNI, yang dikutip dari dokumentasi Harian Kompas dan TNI:

Baca Juga:Sejarah Timor Leste: Ribuan Orang Tewas dalam Kekacauan Usai Referendum Timor Timur Tahun 1999

1. Kopassus

Ini merupakan satuan komando tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat.

Komando Pasukan Khusus memiliki kemampuan khusus gerak cepat dalam setiap medan, menembak cepat, pengintaian dan anti-teror.

Prajurit Kopassus dikenal dengan baret merahnya, sehingga mendapat sebutan Pasukan Baret Merah.

Moto yang dimiliki adalah "Berani, Benar, dan Berhasil".

Awalnya, satuan ini berasal dari Kesatuan Komando Tentara Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT) untuk menumpas Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku pada 16 April 1952.

Kesatuan ini kemudian menjadi cikal bakal dari terbentuknya Kopassus.

Baca Juga:Perhitungan Suara Masih Dilakukan, Biden Unggul Tipis Raih 264 Electoral Vote, 6 Suara Lagi dan Jadi Presiden AS Selanjutnya

Sejak 25 Juni 1996, Kopassus memiliki lima Grop yaitu Grup 1/Parakomando — berlokasi di Serang (Banten), Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura (Jawa Tengah), Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar (Jawa Barat).

Sementara Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung (Jakarta Timur) dan Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung (Jakarta Timur).

Berbagai operasi berhasil dilakukan oleh Kopassus seperti penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur.

Selain itu juga berhasil melakukan operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, operasi pembebasan sandera perompak Somalia, serta berbagai operasi militer lainnya.

Baca Juga:Perhitungan Suara Masih Dilakukan, Biden Unggul Tipis Raih 264 Electoral Vote, 6 Suara Lagi dan Jadi Presiden AS Selanjutnya

2. Kopaska

Satuan ini merupakan bagian dari pasukan khusus yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.

Komando Pasukan Katak berdiri atas arahan Soekarno untuk mendukung kampanye pembebasan Irian Barat pada 31 Maret 1962.

Kopaska memiliki tugas untuk menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan berkekuatan amfibi.

Satuan ini memiliki semboyan "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti tak ada rintangan yang tak dapat diatasi.

Saat ini, Kopaska terbagi dalam dua Komando yang berada di Ujung Surabaya dan Satuan Pasukan Katak Armabar di Jakarta Utara.

Kopaska telah berhasil melakukan operasi militer seperti pembebasan Papua Barat, Operasi Khusus Kikis Bajak, Operasi Khusus Lusitania Expresso dan berbagai jenis operasi lainnya.

Baca Juga:Tergolong Belum Lama Dibentuk, Pasukan Khusus China Telah Berkembang Jadi Kekuatan yang Mengerikan, Lihat Saja Pelatihannya yang Sangat Keras

3. Denjaka

Satuan ini berdiri pada 4 November 1982 dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla).

Awalnya, dibentuk untuk menanggulangi ancaman aspek laut seperti terorisme, sabotase dan ancaman lain.

Perekrutan dari personel Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang dilatih beberapa aspek laut.

Karena perkembangan pasukannya begitu mumpuni, pada 12 November 1984 terbentuk nama Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).

Detasemen ini menjadi satuan antiteror di bawah komando pelaksana Korps Marinir untuk melaksanakan operasi antisabotase, antiteror aspek laut, Anti-bajak pesawat udara, perang kota/hutan/pantai/laut dan inteligen.

Denjaka memiliki moto "Satya Wira Dharma".

Pasukan ini menggunakan Seragam warna hitam dan memakai baret ungu.

Baca Juga:Di Depan Koar-koar Sebut Indonesia Pembunuh dan Pelanggar Ham di Timor Leste, di Belakang Ternyata Australia Lebih Busuk, Sampai Halalkan Cara Ini Demi Dapatkan Simpati dari Timor Leste

4. Paskhas

Korps Pasukan Khas merupakan satuan khusus pada TNI Angkatan Udara.

Paskhas TNI-AU merupakan pasukan tempur yang bersifat infantri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara.

Memiliki moto "Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana" yang berarti bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.

Satuan ini berdiri atas usulan dari Gubernur Kalimantan Pangeran Ir Mohamad Noor yang mengajukan permintaan kepada AURI agar mengirimkan pasukan payung ke Kalimantan untuk berbagai tugas pada 1947.

Maka pada 17 Oktober 1947, 13 orang dipersiapkan untuk terjun di Kotawaringin.

Mereka semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna tentang terjun ini, kecuali teori dan latihan darat saja.

Baca Juga: Setelah Normalisasi Hubungan dengan Israel, UEA Tiba-tiba Pangkas Drastis Bantuan ke Palestina Rp726,7 Miliar pada 2020, Ada Apa?

Tanggal penerjunan ini kemudian dijadikan sebagai hari jadi Paskhas TNI-AU. Keputusan ini dibuat berdasarkan Keputusan Men/Pangau No.54 Tahun 1967 tanggal 12 Oktober 1967.

Operasi Kotawaringin ini menjadi catatan sejarah sebagai operasi pertama pasukan payung di Indonesia.

Selanjutnya, pada tahun 1952 dibentuk Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai pasukan yang berkualifikasi para (terjun payung militer) dengan personil yang berasal terutama dari PPP.

PGT berhasil meraih nama besar tersendiri dengan prestasi-prestasi penugasan tempurnya.

Dalam tugasnya, Paskhas telah berhasil melakukan Penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/PERMESTA, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, Operasi Trisula dan Penumpasan PGRS/Paraku dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: Pernah Menyandang Gelar Ladyboy Tercantik di Thailand, Ternyata Beginilah Penampilan Trangender Ini Ketika Masih Memiliki Fisik Seorang Pria

5. Tontaipur

Satuan Peleton Intai Tempur termasuk dalam Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad).

Tontaipur dibentuk dengan tujuan untuk penumpasan tertentu dengan kualitas dan pasukan yang relatif kecil.

Hal itu merupakan tujuan dari dibentuknya pasukan ini untuk bergerak, cepat dan senyap.

Tontaipur memiliki kemampuan tiga matra yang anggotanya direkrut dari Kostrad.

Berawal dari sebuah keinginan membentuk pasukan yang lebih kecil dengan lebih efektif dalam hal penanganan, Letnan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu membuat pasukan ini.

Tontaipur mampu melaksanakan operasi di rawa, laut, hutan gunung dan bahkan perkotaan.

Baca Juga: Nekat Menyerang padahal Sedang Mengalami Krisis, Inilah Perang Falkland, Ketika Argentina Ingin Merebut Kepulauan Malvinas dari Tangan Inggris

6. Yontaifib

Bataliyon ini merupakan satuan (khusus) dalam Korps Marinir TNI AL.

Terbentuknya satuan Bataliyon Intai Amfibi diawali oleh perlunya data-data intelijen yang lengkap.

Pada 13 Maret 1961 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961, tentang pembentukan KIPAM (Komando Intai Para Amfibi).

Tugas Yontaifib adalah untuk membina dan menyediakan kekuatan amfibi maupun darat serta tugas operasi khusus dalam pelaksanaan operasi amfibi dan satuan tugas TNI AL.

Memiliki semboyan "Maya Netra Yamadipati" yang bermakna bergerak dengan cepat, rahasia dan mematikan dalam setiap pertempuran.

Yontaifib memakai baret ungu khas Marinir.

Namun, yang membedakan dengan Marinir pada umumnya adalah penggunaan Brevet "Tri Media" di samping Pataka Korps Marinir.

Berawal dari Taifib, nantinya akan dipilih dan diseleksi beberapa orang yang akan masuk ke dalam Denjaka bersama prajurit Kopaska.

Itulah sejumlah pasukan khusus Indonesia dari masing-masing matra TNI.

Meski berasal dari kesatuan yang berbeda, tak jarang mereka diterjunkan dalam operasi yang sama, memberikan kontribusi masing-masing dalam menyelesaikan misi.

Baca Juga: Krisis 2006 Jadi Jejak Kelam Sejarah Timor Leste Pasca Kemerdekaannya, Inilah Sosok Pemimpin Tentara Pemberontak dalam Kekacauan Itu

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait