Find Us On Social Media :

Di Depan Koar-koar Sebut Indonesia Pembunuh dan Pelanggar Ham di Timor Leste, di Belakang Ternyata Australia Lebih Busuk, Sampai Halalkan Cara Ini Demi Dapatkan Simpati dari Timor Leste

By Afif Khoirul M, Kamis, 5 November 2020 | 10:18 WIB

(ilustrasi) Bendera Timor Leste.

Intisari-online.com - Invasi Indonesia ke Timor Leste dipandang sebagai kejahatan terbesar abad ke-20.

Meski demikian, di belakang Indonesia sebenarnya banyak negara-negara besar yang ikut campur di dalamnya, tak terkecuali Australia.

Menurut Sangam.org, Pada Februari 1991, pejabat Australia Gareth Evans "situasi hak asasi manusia di Timor Leste telah meningkat secara mencolok."

"Terutama di bawah pengaruran militer saat ini," katanya.

Baca Juga: Gantungkan Ekspektasi Setinggi Langit, Australia Sebut Indonesia di Masa Depan Mampu Imbangi Kekuatan China, 'Hubungan dengan Indonesia Bisa Menjadi Lebih Penting daripada Lainnya'

Sembilan bulan kemudian militer Indonesia dituduh membunuh hingga 400 orang dalam pembantaian di pemakaman Santa Cruz.

Kemudian, Gareth Evans menyebut ini sebagai sebuah penyimpangan.

Tetapi di balik semua itu, Evans terbukti bahwa dia membela dan berpihak pada Indonesia, terekam dalam film dokumenter Death of a Nation.

Pembantaian tersebut, dilakukan atas rekomendasi Evans saat bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia AliAlatas dengan perjanjian bajak laut dan order of Australia.

Baca Juga: Sewenang-wenang Gunakan Kekuasaan, Langkah Donald Trump untuk Raih Kemenangan di Pemilu AS Ini Rupanya Merupakan 'Skenario Kiamat' yang Jadi Momok Rakyat Amerika