Find Us On Social Media :

Tak Habis Akal Dilarang Pakai Facebook dan Twitter, Trump Beraksi di Media Sosial Ini untuk Kembali Mengklaim Kecurangan Pemilu

By Tatik Ariyani, Minggu, 7 Februari 2021 | 10:36 WIB

Donald Trump

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, akun media sosial mantan Presiden AS Donald Trump - termasuk Facebook, Twitter, Instagram - ditangguhkan.

Akun Trump di Facebook dan Instagram segera dikunci oleh pengelola media sosial yang bersangkutan.

CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan akan memperpanjang penangguhan akun Facebook dan Instagram Presiden Donald Trump tanpa batas waktu.

Dengan ditangguhkan, maka admin akun Trump tidak akan bisa mengunggah posting baru.

Baca Juga: Donald Trump Dianggap Terlalu 'Lembek' dengan Vladimir Putin, Joe Biden Mulai Unjuk Kekuatannya, Sebut Amerika Tidak Akan Tunduk Lagi dengan Rusia!

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Bos Facebook melalui laman media sosial pribadinya.

Zuckerberg menilai bahwa Trump sudah terlalu berbahaya apabila dibolehkan berkoar-koar di media sosial.

Pada Jumat (8/1/2021) Twitter mengumumkan penangguhan permanen akun Donald Trump.

Twitter menerangkan, alasan penangguhan permanen Twitter Trump, karena adanya risiko lanjutan kerusuhan usai penyerbuan Capitol Hill, Rabu (6/1/2021).

Baca Juga: Dituduh Anak Buah Donald Trump Sebagai 'Kelompok Teroris' hingga Buat Jutaan Orang di Ambang Kelaparan, Joe Biden Justru Akhiri Perang di Negara Muslim Ini

"Setelah melakukan peninjauan pada twit terbaru akun @realDonaldTrump dan konteks yang terkandung di dalamnya, kami memutuskan untuk menangguhkan akun tersebut secara permanen," tulis Twitter.

Namun, Trump tak habis akal.

Trump kembali lagi ke media sosial menggunakan Gab.

Gab adalah sebuah alternatif dari Twitter yang disukai oleh pendukung sayap kanan.

Trump kembali ke media sosial untuk mengatakan tuduhan terhadapnya tidak dapat dibuktikan.

Melansir Sky News, Sabtu (6/2/2021), Trump menggunakan akunnya di Gab untuk mengeluarkan surat dari pengacaranya.

Setelah dilarang dari Twitter dan Facebook, Trump relatif diam di media sosial tetapi kemudian menggunakan Gab untuk terus mengklaim bahwa pemilu itu curang.

Baca Juga: Jadi Teka-teki, Ternyata Inilah Alasan Mengapa Perwira Angkatan Darat Amerika Serikat Tidak Diperbolehkan Membawa Payung, Dendam Sejarah?

Dalam postingan pertamanya sejak 8 Januari, Trump memposting balasan atas undangan Anggota Kongres Jamie Raskin agar mantan presiden tersebut bersaksi di bawah sumpah pada persidangan pemakzulannya karena diduga menghasut pemberontakan yang mengakibatkan kerusuhan Capitol.

Penasihatnya, Jason Miller, pertama kali berbagi tentang penolakan Trump untuk tampil awal pekan ini.

Trump menggunakan Gab pertama kalinya untuk mengunggah surat lengkap itu agar bisa dilihat publik.

Surat dari pengacara Trump, Bruce Castor Jr dan David Schoen, menyebut surat Raskin sebagai "aksi hubungan masyarakat terbaru".

Mereka menambahkan: "Surat Anda hanya menegaskan apa yang diketahui semua orang: bahwa Anda tidak dapat membuktikan tuduhan Anda terhadap presiden ke-45 Amerika Serikat, yang sekarang menjadi warga negara.

"Penggunaan konstitusi kami untuk membawa proses pendakwaan yang diklaim terlalu serius untuk mencoba memainkan permainan ini."

Raskin, ketua jaksa pemakzulan DPR, mengatakan dalam suratnya bahwa DPR telah menyetujui pasal pemakzulan terhadap Trump "karena menghasut pemberontakan" dan sidang Senat untuk pasal pemakzulan akan dimulai pada 9 Februari.

Baca Juga: Kelemahan Militer Terbesar China adalah Kekuatan Terbesar AS, Ingat Apa yang Terjadi Saat China Lakukan Agresi ke Vietnam pada 1979?

Dia menuduh Trump mencoba "untuk menempatkan fakta-fakta kritis yang dipermasalahkan terlepas dari bukti yang jelas dan berlimpah dari pelanggaran konstitusional Anda".

Demokrat meminta kesaksian Trump, "termasuk pemeriksaan silang", paling cepat 8 Februari dan paling lambat 11 Februari.

Dia juga mengatakan presiden Gerald Ford dan Bill Clinton memberikan kesaksian saat menjabat, dan karena tidak ada kekhawatiran gangguan dari tugas resmi "karena itu kami mengantisipasi ketersediaan Anda untuk bersaksi".

Raskin mengatakan jika Trump menolak untuk bersaksi, Kongres memiliki hak untuk "diadili bahwa penolakan Anda untuk bersaksi mendukung kesimpulan yang sangat merugikan mengenai tindakan Anda (dan kelambanan) pada 6 Januari 2021" - hari kerusuhan Capitol.