Find Us On Social Media :

Akhir Pahit Sang Proklamator, Di Akhir Kepemimpinannya Pelayan Tak Sediakan Sarapan Untuknya, Hanya Meminta Nasi Kecap Saja Ditolak

By Afif Khoirul M, Rabu, 3 Februari 2021 | 17:22 WIB

Soekarno menangis di pusara Ahmad Yani

Lagi-lagi pelayan menjawab, “Nasinya tidak ada.” Akhirnya, Soekarno berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.

Maulwi Saelan, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden juga menceritakan penjelasan Soekarno bahwa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.

 

“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.

Di saat lain, setelah menjemput dan mengantar Mayjen Soeharto berbicara empat mata dengan Presiden Soekarno di Istana.

 

Maulwi mendengar kalimat atasannya itu, ”Saelan, biarlah nanti sejarah yang mencatat, Soekarno apa Soeharto yang benar.”

Maulwi Saelan tidak pernah paham maksud sebenarnya kalimat itu.

 

Ketika kekuasaan beralih, Maulwi Saelan ditangkap dan berkeliling dari penjara ke penjara.

Baca Juga: Momen-momen Haru, Termasuk Saat Tandatangani Eksekusi Mati Sahabatnya Sendiri, Ini 4 Kejadian Pilu Saat Bung Karno Meneteskan Air Mata