Find Us On Social Media :

Digaungkan Menjadi Pemimpin Myanmar yang Luhur, Putri Proklamator Myanmar Ini Dianggap Pakar Telah Gagal Baik Sebagai Aktivis HAM Maupun Politisi, Inilah Sebabnya

By Maymunah Nasution, Selasa, 2 Februari 2021 | 11:33 WIB

Aung San Suu Kyi bersama anggota militer Myanmar

Setelah lolos dari tahanan rumah di tahu 2010, ia sering makan malam dengan mantan anggota junta militer yang menahannya.

Pendukungnya mengatakan kesenangan mereka terhadap Suu Kyi melebihi ketenangan Budhaisme atau taktik politik.

Suu Kyi, anak dari pendiri militer modern Myanmar, mengatakan juga jika ia memiliki kesenangan mendalam untuk militer.

Tampaknya kesenangan mendalam tersebut juga ia utarakan saat para jenderal militer dihukum atas kekerasan terhadap Muslim Rohingya di tahun 2017.

Baca Juga: Dosa Aung San Suu Kyi, Biarkan Etnis Rohingya Jadi Korban Genosida hingga Masalah Pemilu, Buat Myanmar Jatuh di Bawah Kendali Militer, Tapi Justru Amerika yang 'Kepanasan'

Penyelidik PBB mengatakan pembantaian dan pembakaran desa yang menyebabkan tiga perempat juga anggota minoritas Muslim lari ke Bangladesh itu dilakukan dengan niat genosida atau pembantaian massal.

Namun di Pengadilan Internasional tahun 2019, Suu Kyi yang datang sebagai menteri luar negeri dan penasihat negara Myanmar, mengabaikan kekerasan itu sebagai "konflik internal".

Ia bahkan mengikuti arahan militer tidak menyebutkan nama etnis Rohingya dalam pengadilan itu.

"Beberapa akan berpikir ia tidak sukses menghentikan kekuasaan militer, bahwa ia membela genosida untuk membangun citra politiknya di antara para pejabat militer, tapi juga masih saja kalah," ujar Matthew Smith, pendiri kelompok LSM HAM Fortify Rights.

Baca Juga: Berani Pulang Setelah Diburu karena Ujaran Kebencian, Biksu Wirathu yang Berjuluk ‘Buddhist bin Laden’ Langsung Bermanuver Demi Nafsu Politiknya