Penulis
Intisari-online.com - Saat ini Myanmar dalam situasi yang cukup memprihatinkan, di mana gejolak politik terjadi di negara itu.
Tindakan kudeta dilakukan oleh militer Myanmar menyebabkan pemerintahan negara itu jatuh.
Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (2/1/21), tentara Myanmar melakukan kudeta pada 1 Februari dan berhasil menduduki negara itu.
Segera setelah itu, militer Myanmar mengumumkan bahwa mereka telah menggulingkan pemerintahan sebelumnya.
Kemudian melakukan pencopotan pada 24 menteri dan wakil menteri di pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi.
Kemudian digantikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh militer Myanmar.
Deklarasi itu dilakukan oleh militer Myanmar di saluran televisi militer Myawadday TV.
Sebanyak sebelas pemimpin baru ditunjuk oleh militer Myanmar ke kementerian kesehatan, keuangan, informasi, departemen luar negeri, pertahanan, dalam negeri, dan perbatasan.
Tentara Myanmar mengambil alih negara itu setelah kudeta 1 Februari.
Mereka menangkap pemimpin Aung San Suu Kyi dan pejabat senior di partai NLD yang berkuasa.
Militer mengklaim telah melakukan kudeta sebagai tanggapan atas pemilu yang curang sebelumnya.
Kekuasaan sementara dipegang oleh Jenderal Min Aung Hlaing, Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar.
Militer juga akan menjaga keadaan darurat nasional di Myanmar selama satu tahun.
Video yang diposting di situs jejaring sosial Facebook menunjukkan tentaraMyanmar menangkap seorang pemimpin lokal.
Pria ini mengucapkan selamat tinggal kepada anak itu dan mengikuti tentara yang menunggu di luar gerbang.
Menanggapi kudeta tersebut, partai NLD mengutip pernyataan Aung San Suu Kyi.
Dia menyerukan kepada rakyat Myanmar untuk berpartisipasi dalam demonstrasi menentang kendali militer atas pemerintah.
Myanmar mengalami hari yang penuh gejolak ketika jalur komunikasi telepon dan internet terputus.
Tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan di kota-kota besar.
Orang-orang berbaris di ATM menunggu untuk menarik uang, karena khawatir akan terjadi krisis di negara itu.
Bank-bank di Myanmar mengumumkan penghentian operasi pada 1 Februari dan berjanji untuk melanjutkan operasi normal keesokan harinya.
Sementara itu, peristiwa itu telah terdengar sampai ke Presiden Amerika Joe Biden.
Dia mengomentari peristiwa itu, dan menyerukan kepada militer Myanmar untuk segera menyerahkan kekuasaan, dan memperingatkan akan melakukan tindakan.
Biden kemungkinan akan mengambil alih sanksi kepada Myanmar, dan ada kemungkinan opsi intervensi militer.