Find Us On Social Media :

Penguntit Malam dalam Kegelapan: Saat CIA Nekat Mencuri Helikopter Penyerang Rusia dari Gurun Afrika di Tengah-tengah Hangatnya Perang Dingin

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 1 Februari 2021 | 10:01 WIB

Operation Mount Hope

Intisari-Online.com - Operation Mount Hope III adalah sebuah dongeng epik "Chad", sehingga pantas untuk digali dari arsip sejarah.

1987 dan 1988 adalah tahun-tahun yang menarik dalam Perang Dingin.

Meskipun runtuhnya Uni Soviet tinggal beberapa tahun lagi dari tahun tersebut, Perang Dingin masih cukup hangat.

Presiden Reagan telah menantang Perdana Menteri Soviet Mikhail Gorbachev untuk merobohkan Tembok Berlin, masalah Iran-Contra masih segar dalam ingatan semua orang, Uni Soviet menarik diri dari Afghanistan, dan perang proksi kecil bermunculan di seluruh Afrika.

Baca Juga: Meski Berpakaian Lapis Baja, Pelindung Tubuh Tidak Akan Menyelamatkan Anda Dari Senapan Sniper SVDK Mematikan dari Rusia

Salah satu konflik tersebut terjadi antara Chad dan negara Libya pada tahun 1987, yang terakhir telah dibom oleh Amerika tahun sebelumnya.

Selama konflik Libya-Chad, pesawat tempur Mi-25 "Hind-D" buatan Soviet (model ekspor Mi-24) dengan tanda Libya telah ditinggalkan dalam pengunduran diri Libya yang tergesa-gesa dari Ouadi Doum, serta harta karun berupa kendaraan dan peralatan lainnya.

Hind sangat menarik bagi Amerika Serikat, karena itu adalah kapal perang terberat di dunia pada saat itu dan memiliki kemampuan yang hanya bisa diimpikan oleh pilot tempur AS.

Sementara helikopter AH-64 Apache yang jauh lebih mumpuni telah memasuki layanan pada pertengahan 1980-an, Hind dapat membawa hingga delapan pasukan sambil melakukan peran yang sama.

Baca Juga: Tak Mampu Bertahan seperti Saingannya, Ini Penyebab Runtuhnya Pakta Warsawa, Pakta Pertahanan yang Hadir sebagai Tandingan NATO