Penulis
Intisari-online.com -Investasi mata uang kripto bitcoin dianggap oleh anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Gabriel Makhlouf sebagai investasi yang riskan.
Ia mengatakan, para investor bitcoin harus bersiap bila harus kehilangan seluruh uang yang diinvestasikan di instrumen tersebut.
"Secara pribadi, saya tidak memahami mengapa orang-orang berinvestasi di jenis aset tersebut, namun mereka memang melihat hal itu sebagai aset yang jelas," ujar Makhlouf yang juga menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Irlandia, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (30/1/2021).
Dia pun mengatakan, otoritas bank sentral memiliki peran untuk memastikan konsumen terlindungi.
Pernyataan Makhlouf tersebut merupakan keskeptisan otoritas moneter tersebut terhadap instrumen kripto.
Sebelumnya, Gubernur ECB Christine Lagarde pada awal bulan ini sempat menyatakan, mata uang kripto merupakan aset yang sangat spekulatif.
Harga bitcoin sendiri cukup bergejolak di tengah pandemi.
Sejak November hingga awal tahun ini, harga bitcoin meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi di kisaran 40.000 dollar AS atau sekitar Rp 560 juta pada awal bulan ini.
Pergerakan nilai dalam jumlah besar adalah hal yang biasa dalam aset kripto.
Dengan bitcoin bergerak di kisaran 5 persen dalam sembilan hari terakhir.
Pada hari Jumat (29/1/2021) kemarin, harga bitcoin sempat reli ke level 35.000 dollar AS per keping.
Para pialang mata uang kripto tersebut menilai lonjakan harga bitcoin terjadi lantaran CEO Tesla Elon Musk menyebut mata uang kripto atau cryptocurrency dalam bio laman Twitternya.
Namun demikian, Mahlouf masih menilai stabilitas keuangan tak bisa terlihat dari momentum kenaikan harga bitcoin.
Namun demikian, Mahlouf masih menilai stabilitas keuangan tak bisa terlihat dari momentum kenaikan harga bitcoin.
"Saya lebih khawatir kepada konsumen dan berharap mereka membuat pilihan yang tepat," ujar dia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini