Proyek-proyek itu sebelumnya disetujui di bawah mantan perdana menteri Najib Razak, yang menandatangani Malaysia untuk sejumlah proyek infrastruktur besar saat menjabat.
Sejak terpilihnya Mahathir, penyelidikan korupsi di 1MDB dihidupkan kembali, dan keuangan Malaysia ditemukan berantakan.
Menteri keuangan baru negara itu mengumumkan bahwa utang pemerintah, termasuk yang terkait dengan 1MDB, telah mencapai setara dengan 250 miliar dollar AS.
Dana itu seharusnya dibuat untuk membantu Malaysia berkembang, tetapi justru disalahgunakan oleh Najib, ia ditangkap dan didakwa dengan pidana pelanggaran kepercayaan dan pencucian uang.
Kurang dari sebulan setelah pemilu, kementerian keuangan Malaysia pada bulan Juni menyebut proyek pipa gas sebagai skandal.
Dia mencatat dalam siaran pers bahwa hampir 2 miliar dollar AS pembayaran, atau hampir 90% dari nilai proyek, telah dicairkan.