Penulis
Intisari-online.com - Malaysia pernah jatuh dalam kondisi keuangan yang mengkhawatirkan, saat skandal 1MDB berhasil terungkap.
Bahkan, hal itu tak lantas membuat Malaysia menjadi incaran empuk China, untuk dijerat dengan perangkap utangnya.
Melansir Quartz, hal itu diunkapkan mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohammad sesaat sebelum perjalanannya ke China tahun 2018.
Tujuan Mahathir melakukan perjalanan ke China bukan untuk meminta bantuan negeri panda, tetapi menggagalkan sepasang proyek China.
Proyek itu diduga kuat memiliki hubungan dengan skandal 1MDB.
"Kami berpikir, kami tidak membutuhkan sepasang proyek itu, jadi kami hanya ingin menghentikan proyek itu," ungkap Mahathir pada Associated Press tahun 2018.
Proyek-proyek tersebut termasuk East Coast Rail Link senilai 20 miliar dollar AS, 688 kilometer, yang akan menghubungkan pelabuhan di pantai timur dan barat semenanjung Malaysia.
Sedang dibangun oleh Perusahaan Konstruksi Komunikasi China.
Proyek itu adalah fitur utama dari rencana infrastruktur global luas yang diimpikan oleh China sejak 2013.
Dibiayai dengan pinjaman dan diperkirakan akan memakan waktu satu dekade untuk dibangun.
Proyek tersebut akan mengurangi ketergantungan China pada pengiriman melalui jangkauan tersempit di Selat Malaka untuk kebutuhan energinya.
Proyek lainnya melibatkan sepasang pipa gas yang akan didanai oleh Bank Exim China.
Secara terpisah, Malaysia juga membatalkan kereta api berkecepatan tinggi senilai 27 miliar dollar AS ke Singapura juni 2018.
Mahathir mengatakan pada saat itu dia berusaha untuk menghentikan negaranya dari kebangkrutan.
Baca Juga: Penyelidikan Covid-19 oleh Tim WHO Dimulai, di Wuhan Mereka Akan Kunjungi Tempat-tempat Ini
Proyek-proyek itu sebelumnya disetujui di bawah mantan perdana menteri Najib Razak, yang menandatangani Malaysia untuk sejumlah proyek infrastruktur besar saat menjabat.
Sejakterpilihnya Mahathir, penyelidikan korupsi di 1MDB dihidupkan kembali, dan keuangan Malaysia ditemukan berantakan.
Menteri keuangan baru negara itu mengumumkan bahwa utang pemerintah, termasuk yang terkait dengan 1MDB, telah mencapai setara dengan 250 miliar dollar AS.
Dana itu seharusnya dibuat untuk membantu Malaysia berkembang, tetapi justru disalahgunakan oleh Najib, ia ditangkap dan didakwa dengan pidana pelanggaran kepercayaan dan pencucian uang.
Kurang dari sebulan setelah pemilu, kementerian keuangan Malaysia pada bulan Juni menyebut proyek pipa gas sebagai skandal.
Dia mencatat dalam siaran pers bahwa hampir 2 miliar dollar AS pembayaran, atau hampir 90% dari nilai proyek, telah dicairkan.
Namun hanya kurang dari 15% pekerjaan yang baru selesai sejak konstruksi dimulai oleh Biro Saluran Pipa Minyak China.
Entitas yang mengawasi proyek itu terkait dengan 1MDB, kata kementerian itu, menambahkan bahwa Malaysia akan mempertimbangkan untuk mencari bantuan China dalam penyelidikannya terhadap potensi pencucian uang.
Itu bukan pertama kalinya proyek yang didanai China dibatalkan oleh perubahan kepemimpinan, tetapi ini adalah salah satu kemunduran terbesar bagi rencana Sabuk dan Jalan China.