Find Us On Social Media :

Kalau Indonesia Berhasil Kembangkan Tes Virus Corona Melalui Hembusan Napas, China Perkenalkan Metode Baru Ini untuk Tes Covid-19, Jangan Dibayangkan!

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 28 Januari 2021 | 08:00 WIB

Ilustrasi uji swab antigen

Intisari-Online.com – Untuk mengetahui seseorang terpapar virus Covid-19, metode yang dilakukan saat ini adalah dengan melakukan tes usap atau swab dengan metode Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan GeNose yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus Covid-19 dengan menggunakan hembusan napas.

Tidak sampai dua menit, GeNose dapat mendeteksi dengan lebih cepat, dan diklaim tingkat akurasi pendeteksiannya mencapai 97 persen saat menjalani uji klinis di rumah sakit di Yogyakarta.

Nah, China juga mempunyai metode baru untuk melakukan deteksi virus Covid-19 ini.

Baca Juga: Terdaftar BPJS, Pasien Covid-19 Disebutkan Diminta Bayar Obat Sebanyak 229 Juta Rupiah, Bagaimana Sebenarnya Aturan Kemenkes Mengenai Ini?

China mulai melakukan tes usap dubur untuk menguji mereka yang dianggap berisiko tinggi tertular Covid-19, yang menurut dokter, lebih efektif dalam mendeteksi virus corona baru.

China melakukan tes usap dubur terhadap penduduk di lingkungan dengan kasus virus corona di Beijing minggu lalu, CCTV melaporkan.

Sementara mereka yang berada di fasilitas karantina yang ditunjuk juga telah menjalani tes itu.

Wabah kecil yang terlokalisasi dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan banyak kota di China Utara dikunci, dan mendorong pengujian massal yang hingga sekarang sebagian besar dilakukan lewat tes penyeka tenggorokan dan hidung.

Baca Juga: Lolos dari 'Guncangan' Covid-19 Lebih Awal dari Negara Manapun, China Siap Salip Musuh Bebuyutannya, Bertahun-tahun Lebih Awal dari Prediksi Sebelumnya

Tetapi, "Metode tes usap anal bisa meningkatkan tingkat deteksi orang yang terinfeksi karena jejak virus bertahan lebih lama di anus dibanding di saluran pernapasan," kata Li Tongzeng, dokter senior di Rumahsakit You'an Beijing, kepada CCTV, seperti dikutip Channel News Asia.

Tidak akan seluas metode lain

Pengguna platform media sosial Weibo yang populer seperti Twitter di China bereaksi terhadap metode tersebut, dengan ekspresi campuran kegembiraan dan kengerian.

"Sangat beruntung saya kembali ke China lebih awal," tulis seorang pengguna Weibo.

"Sedikit sakit, tetapi penghinaan ekstrem," kata pengguna Weibo lain sambil menggunakan emotikon tawa.

"Saya telah melakukan dua usapan anal, setiap kali saya melakukannya, saya harus melakukan usap tenggorokan setelahnya. Saya sangat takut perawat akan lupa menggunakan usap baru," canda pengguna Weibo lainnya.

Baca Juga: Pernah Rasakan Kehilangan Penciuman Akibat Paparan Covid-19? Begini Cara Mudah Pulihkannya!

Namun, CCTV menyebutkan, tes usap dubur tidak akan seluas metode lain, karena teknik itu "tidak nyaman."

Ketika kasus meningkat di seluruh dunia, China telah memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada kedatangan internasional dalam upaya untuk menjaga transmisi domestik mendekati nol.

Semua kedatangan ke China harus memiliki beberapa hasil tes negatif dan menjalani karantina setidaknya selama 14 hari di hotel yang ditunjuk pada saat kedatangan, dengan banyak kota dan wilayah yang memberlakukan persyaratan observasi rumah tambahan. (S.S. Kurniawan)

Baca Juga: Buktikan Keinginan Bikin Vaksin Covid-19 Bukan Omong Kosong, Korea Utara Dilaporkan Sudah Uji Vaksin Buatannya Sendiri, Tapi Dibuat dengan Data Curian

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari