Find Us On Social Media :

Hampir Semua Presiden Amerika Tak Mengampuni Dosanya, Penjahat Ini Malah Mendapat Ampunan Donald Trump, Langsung Menagis Mengetahuinya

By Khaerunisa, Jumat, 22 Januari 2021 | 21:00 WIB

Gary Hendler langsung menangis mengetahuinya ia mendapat pengampunan dari Presiden Donald Trump.

Intisari-Online.com - Pria ini tak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi salah satu orang yang namanya tercantum dalam daftar amnesti yang dikeluarkan Donald Trump tepat sebelum Sang Presiden meninggalkan Gedung Putih.

Sebelumnya, ia telah berupaya untuk mengirim permohonan pengampunan, namun tak pernah berhasil.

Dia adalah Gary Hendler, seorang pria berusia 67 tahun divonis pada 1984 karena terlibat dalam kejahatan narkoba tetapi tidak di penjara.

Ia pun begitu terkejut dengan pengampunan mantan Presiden Trump.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Presiden Amerika Harus Menunggu Dua Bulan untuk Pelantikan Setelah Pemilihan dan Mulai Bekerja

Melansir 24h.com (22/1/2021), Pada tanggal 20 Januari, Hendler membaca amnesti karena penasaran. Dia tidak percaya ketika dia tiba-tiba menemukan namanya di daftar.

Sebelumnya, pada 2016, Hendler mengirim permohonan pengampunan 90 halaman ke Departemen Kehakiman, tetapi tidak diterima oleh Obama.

Obama mengampuni 1.927 orang dalam delapan tahun sebagai Presiden AS, namun Hendler tidak termasuk salah satunya.

Sampai hari yang tak pernah disangka akan datang tiba, ketikaa amnesti dikeluarkan Gedung Putih pada malam terakhir Trump menjabat.

Baca Juga: Negara Arab Ini Termasuk Negara Paling Korup di Dunia, Mantan Presidennya Dicurigai Korupsi Timbun Uang Mencapai 60 Miliar Dolar AS

“Amnesti dikeluarkan pada malam terakhir Tuan Trump di Gedung Putih. Saya tahu dia akan memaafkan banyak orang.

"Saya tidak pernah berpikir dia akan memaafkan saya. Itu terlalu dibuat-buat dan tidak lucu sama sekali, ”kata Hendler.

Hendler tidak pernah mengajukan pengampunan selama empat tahun Trump sebagai Presiden.

Minggu terakhir sebelum Trump meninggalkan Gedung Putih, ada desas-desus bahwa dia akan dikenakan biaya $ 2 juta untuk pengampunan. Pengacara pribadi Trump kemudian membantah informasi tersebut.

Baca Juga: Fakta Mauritania, Pemilik Militer Paling Miskin di Dunia, Kesulitan Keuangan 'Menciptakan' Kuburan Kapal di Negara Ini, Kok Bisa?

Cerita keterlibatan Hendler dalam kejahatan dimulai pada tahun 70-an.

Pada tahun 1973, Hendler terlibat dalam narkoba saat kuliah di Philadelphia. Dia biasa menggunakan methaqualone - obat penenang yang membuat ketagihan.

Methaqualone sangat populer di tempat hiburan Amerika pada tahun 1970-an, sebelum dilarang.

Kemudian, Hendler jatuh ke dalam lingkaran setan kecanduan selama 10 tahun berikutnya.

Baca Juga: Weton Paling Sakti; Keistimewaan Pasaran Pahing, Wadah Cinta Kasih!

Pada Januari 1981, dia dan tiga temannya membuka "klinik psikologis" di Philadelphia. Resep lengkapnya adalah methaqualone.

Bisnis awalnya cukup menguntungkan. Namun, Hendler diusir dari "klinik" oleh teman-temannya karena konflik.

"Satu-satunya hal baik ketika saya diusir adalah saya harus menghadapi gejolak hidup," tulis Hendler dalam amnesti tahun 2016.

Pada tahun 1982, Hendler masuk rehabilitasi. Dua tahun kemudian, FBI menggerebek "klinik psikologis" dan menangkap sekelompok teman Hendler. Saat itu, ia berhasil didetoksifikasi dan hendak menikah.

Baca Juga: Indonesia Jadi Militer Terkuat di Asia Tenggara, Ternyata Nomor Duanya Adalah Negara Ini, Malaysia JustruTertinggal Jauh di Urutan Ini

Hendler memohon dengan tulus dan hanya dihukum tiga tahun masa percobaan dan denda $ 300.

Dia menghabiskan sisa hidupnya membantu orang menyingkirkan kecanduan.

"Jika saya tidak diusir dari 'klinik', saya mungkin masih di penjara sekarang," kata Hendler.

Setelah membayar harga untuk kesalahan di masa lalu, Hendler menikah dan memiliki dua anak perempuan.

Baca Juga: Disimpan di Bawah Tanah Amerika dan Akan Digunakan Jika Perang Dunia II Terjadi, Inilah Nuklir Pemusnah Massal Milik Amerika

Dia pun sekarang memiliki real estat dan cukup sukses di Philadelphia.

Sejak 1984, Hendler telah menyelenggarakan banyak program untuk membantu para pecandu narkoba dan menjaganya agar tetap up-to-date.

Hendler menangis ketika menemukan namanya di daftar amnesti Trump pada 20 Januari.

Dia mengaku, sampai saat ini masih belum mengerti kenapa namanya dikirim ke meja kerja mantan Presiden.

Baca Juga: Sehari Menjadi Presiden AS, Joe Biden Sudah Buat Israel Ketar-ketir, Rencananya Ini Bisa Jadi Bumerang Bagi Negeri Yahudi Tersebut

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini