Masing-masing memiliki kedutaan besar di ibu kota masing-masing sejak 1961 - delapan tahun sebelum Jakarta mengakui Korea Selatan yang didukung AS.
Pada tahun yang sama kedua negara bergabung dengan 120 negara Gerakan Non-Blok (GNB).
Gerakan yang didirikan pada tahun 1961 ini menjadi pernyataan sikap dari Sukarno dan Kim il-sung untuk tetap netral dari persaingan kekuatan besar mana pun.
Saat berkunjung ke Jakarta pada tahun 1965, pemimpin Korea Utara begitu terkesan dengan kebun violet yang dilihatnya dalam tur Kebun Raya Bogor sehingga Sukarno menamainya Kimilsungnia sebagai simbol persahabatan kedua negara.
Pada tahun 2002, putri Sukarno, Megawati Sukarnoputri, melakukan perjalanan ke Pyongyang, di mana ia bertemu dengan kepala negara nominal Kim Yong-nam.
Pertemuan ini dilanjutkan dengan kunjugan Kim Yong-nam ke Indonesia tiga tahun kemudian untuk memperingati Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung yang melahirkan GNB.
Pengungkapan pelanggaran perdagangan Korea Utara minggu ini dilakukan hanya beberapa bulan setelah Perwakilan Dagang AS memperbarui semua hak istimewa perdagangan bilateral Indonesia.