Intisari-Online.com – Penyerbuan Gedung Capitol AS oleh pendukung Donald Trump pada 6 Januari 2021 adalah tontonan yang mengejutkan dan benar-benar nyata.
Tapi itu bukan pertama kalinya jantung demokrasi Amerika mengalami serangan kekerasan.
Capitol, dan bahkan Gedung Putih, telah diserang lebih dari 200 tahun yang lalu, selama perang antara Amerika Serikat dan Inggris.
Ini bukanlah Perang Kemerdekaan Amerika, yang berakhir pada tahun 1783, tetapi Perang tahun 1812 yang jauh lebih tidak jelas, sebuah konflik yang sejak itu telah dilupakan di kalangan non-sejarawan di Inggris.
Perang tahun 1812 pecah setelah bertahun-tahun ketegangan yang membara antara bekas koloni dan bekas tuan mereka, dan alasannya rumit sekali.
Salah satu motivasi utama untuk konflik tersebut adalah tindakan keras terhadap perdagangan internasional oleh Inggris, yang ingin memblokir AS dari perdagangan dengan musuh besar mereka, Prancis.
Ada juga kebiasaan Angkatan Laut Inggris menaiki kapal AS untuk mencari 'desertir' Inggris, yang kemudian akan mereka paksa untuk menjadi awak kapal Inggris, sebuah praktik yang dikenal sebagai impresi yang oleh orang Amerika dianggap sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan mereka.
Sumber ketegangan lain menjelang Perang 1812 adalah dukungan Inggris untuk suku-suku Pribumi Amerika, yang dengan keras kepala menolak ekspansi Amerika ke barat.