Perbandingan Kekuatan Militer China dan AS, Negeri Tirai Bambu Tak Menyerah Kejar Musuhnya, Kini Modifikasi Jet Tempurnya Jadi Penantang Milik AS

Khaerunisa

Penulis

Jet tempur j-20. (Ilustrasi) Perbandingan Kekuatan Militer China dan AS, Negeri Tirai Bambu Tak Menyerah Kejar Musuhnya, Kini Modifikasi Jet Tempurnya Jadi Penantang Milik AS

Intisari-Online.com - AS terus berada di puncak peringkat, perbandingan kekuatan militer AS dan China pun jelas menempatkan Negeri Tirai Bambu di bawah musuhnya.

Saat ini, AS menempati peringkat pertama kekuatan militer dunia, menurutGlobal Firepower 2020. Sementara militer China ada di peringkat ke-3 paling kuat di dunia.

Untuk personel militer, China unggul dengan tentara aktif sebanyak 2.183.000, sedangkan AS dengan personel militer aktif 1.400.000.

Meski untuk tentara cadangan, AS lebih banyak dengan 860.000 personel, sedangkan tentara cadangan China sejumlah 510.000.

Baca Juga: Kembali Memanas! Ini Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Iran, Teheran Tak Mau Tinggal Diam Hadapi Tentangan Negeri Yahudi

Di sektor darat, dua negara yang tengah berkonflik sengit ini berbagi keunggulan.

Amerika Serikat memimpin untuk kepemilikan tank dan kendaraan lapis bajanya. Tanknya berjumlah 6.289 unit, sedangkan kendaraan lapis baja 39.253.

Sementara senjata lainnya China lebih unggul, dengan 3.800 artileri self-propelled, 3.600 artileri lapangan, dan 2.650 proyektor roket.

Beralih ke sektor udara, AS jauh meninggalkan China dengan total persenjataan sebanyak 13.264 unit, di mana yang paling banyak adalah helikopter berjumlah 5.768.

Baca Juga: 'Bekerja Tanpa Menghitung untung dan Rugi', Inilah Pasukan Khusus Indonesia dari TNI AU Berjuluk Korps Baret Jingga

China hanya memiliki 3.210 total persenjataan udara, dengan helikopter sebanyak 911 unit.

Lainnya, AS memiliki 2.085 pesawat tempur, 715 pesawat serangan khusus, 945 angkutan, 742 misil khusus, 967 pesawat serang helos, dan 2.643 pelatih.

Sedangkan China memiliki 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 224 angkutan, 111 misil khusus, 281 pesawat serang helos, dan 314 pelatih.

Total kekuatan militernya masih kalah dari musuhnya, China tampaknya terus mengejar ketertinggalan.

Baca Juga: Mengenal F-117, Jet Tempur Siluman Pertama di Dunia Milik AS, Meski Sudah Dipensiunkan Masih Kerap Diterbangkan, Ini Kehebatannya

Bukan hanya di sektor laut, China juga dikabarkan tengah meningkatkan kualitas armada angkatan udaranya.

Negara yang terlibat ketegangan dengan AS itu ingin memodifikasi mesin pada jet tempur siluman J-20.

China akan berhenti menggunakan mesin Rusia yang saat ini dipasang pada jet tempur siluman J-20 generasi baru China.

Kemudian China akan menggantinya dengan mesin yang dikembangkan dalam negeri.

Orang dalam militer mengatakan kepada South China Morning Post, insinyur pesawat China menemukan WS-10C buatan dalam negeri mereka, versi modifikasi dari mesin WS-10, sebaik mesin AL-31F Rusia.

Baca Juga: Selama 44 Hari Disekap, Junko Furuta Tak Dibiarkan Sedetikpun Tanpa Siksaan Kejam dari Antek Yakuza

Melansir Business Insider, Minggu (10/1/2021), orang dalam militer mengkonfirmasi bahwa prototipe J-20 baru ditenagai oleh dua mesin WS-10C.

Tetapi dia mengatakan bahwa mesin yang dimodifikasi tersebut tetap menjadi pilihan sementara untuk J-20.

"Penggunaan WS-10C untuk menggantikan mesin Rusia disebabkan oleh kegagalan WS-15 untuk lolos evaluasi akhir pada 2019," kata orang dalam itu.

"Angkatan udara tidak senang dengan hasil akhir, menuntut teknisi mesin memodifikasinya sampai memenuhi semua standar, misalnya menyesuaikan mesin F119 yang digunakan oleh F-22 Raptor Amerika."

Baca Juga: Korea Utara Salah Satu Negara Paling Korup di Dunia, Ini Negara-negara yang Dianggap Lebih Korup dari Negara Paling Tertutup Itu

Kepala desainer pemain kuat di produksi jet tempur China CADI (Chengdu Aircraft Design Institute), Yang Wei, mengatakan J-20 adalah penantang yang lebih baik untuk melawan jet tempur AS.

Menurutnya, pesawat ini terinspirasi oleh teori-teori Amerika tentang pertempuran udara dan pengembangan jet.

Sang perancang juga mengatakan bahwa militer AS telah mampu mengembangkan jet tempur berbasis kapal induk dan memasukkannya ke dalam produksi massal dalam waktu kurang dari enam tahun.

“Jika kepemimpinan China memutuskan untuk menggunakan FC-31 sebagai platform untuk jet tempur berbasis-kapal induk, setidaknya akan butuh 10 tahun sebelum siap untuk penempatan penuh."

"Pada saat itu Amerika akan terlalu jauh untuk dikejar," kata seorang sumber kepada South China Morning Post.

Baca Juga: Saking Frustasinya dengan Sikap Trump, 2 Bank Raksasa Pilih Putus Hubungan Sang Presiden, Bahkan Beri Pernyataan yang Tak Lazim

Sementara pengamat militer yang bermarkas di Beijing, Zhou Chenming mengatakan Yang ingin membuktikan bahwa J-20 bukan hanya pesawat tempur generasi kelima, tetapi bisa menjadi platform untuk "perangkat reaksi induksi canggih dan teknologi baru lainnya" yang mampu menargetkan kekurangan saingan mereka asal Amerika yakni Raptor F-22.

Baik F-22 dan J-20 memiliki kemampuan terbang hingga ketinggian 20 km dan kecepatan maksimum lebih dari Mach 2 alias 2.470 km per jam alias lebih cepat dari kecepatan suara.

F-22 memiliki jarak yang relatif lebih pendek dengan radius tempur 800 km, sementara tangki bahan bakar internal J-20 yang besar dapat mempertahankan radius tempur yang lebih panjang yakni 1.100 km.

Salah satu kelemahan yang mungkin ada pada J-20 adalah bahwa ia jauh lebih berat daripada FC-31.

Baca Juga: Seringkali Terjadi Kecelakaan Pesawat di Indonesia, Media Internasional Ungkap Kondisi Cuaca di Indonesia Disebut Paling Buruk untuk Maskpai Penerbangan

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait