Find Us On Social Media :

Bermula Hanya Alami Batuk Pilek Tak Kunjung Reda, Petugas Medis di Jawa Timur Ini Mendadak Meninggal Dunia Terpapar Covid-19, Ternyata Begini Kondisinya Sebelumnya.

By Afif Khoirul M, Sabtu, 9 Januari 2021 | 17:36 WIB

Ilustrasi - Foto pemakaman jenazah pasien Covid-19

Intisari-online.com - Tercatat kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia pada Maret 2020.

Hingga kini kasus Covid-19 telah menyebar dan belum bisa dihentikan penyebarannya, di Indonesia.

Sejak kasus pertama kali muncul, sudah hampir setahun Indonesia bergelut dengan pandemi ini, dan banyak sekali kejadian mengejutkan terkait fenomena Covid-19.

Salah satunya adalah kasus tewasnya seorang petugas medis di Ponorogo, Jawa Timur ini.

Baca Juga: Tingkat Kemanjuran Vaksin Covid-19 Sinovac di Brazil dan Turki Berbeda, Akankah Jadi Masalah? Ini Penjelasannya

Seorang perawat di Puskesmas Bungkal, Ponorogo, meninggal dunia setelah terpapar Covid-19 (virus Corona).

Agus Mujiono (55) meninggal dunia, Jumat (8/1/2021) dini hari setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Darmayu Ponorogo.

"Awalnya beliau ada gejala keluhan batuk, pilek.

Lalu satu minggu lalu opname di RS Darmayu," ujar Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Edi Kusnanto, Jumat (8/1/2021).

Baca Juga: Meski Dipuji Setinggi Langit Gara-Gara Berhasil Atasi Covid-19, Timor Leste Justru Berakhir dalam Kesengsaraan, Dampak Virus Corona Ternyata Tetap Saja Terasa di Negara Itu

Agus Mujiono, lanjut Edi, juga mempunyai penyakit penyerta yaitu hipertensi atau darah tinggi dan diabetes atau kencing manis.

"Terpaparnya dari mana kita belum tahu.

Tracingnya ini sulit karena nakes selalu berhubungan dengan pasien, apalagi yang OTG itu juga banyak," ucap Edi.

Jenazah Agus Mujiono telah dimakamkan sesuai protokol kesehatan yang dibantu oleh nakes perawat Puskesmas Bungkal pada Jumat (8/1/2021) pukul 08.00 WIB.

Dengan meninggalnya Agus, Edi meminta semua perawat untuk lebih berhati-hati dan lebih disiplin menggunakan alat pelindung diri (APD).

Selain itu, saat tidak sedang bertugas pun harus mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19.

Baca Juga: Cuma Gunakan Lima Bumbu Dapur Ini untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh Guna Cegah Infeksi Covid-19, Mau Coba?

Munculnya virus corona jenis baru

Adanya varian baru virus Corona yang disebut lebih menular, banyak negara di Eropa memberlakukan larangan perjalanan ke atau dari Inggris untuk mengurangi risiko penularan B117 (nama varian baru Corona tersebut).

Baru-baru ini, sejumlah negara juga melaporkan adanya kasus mutasi baru dari virus Corona yang membawa 17 perubahan genetik. Mutasi baru dari virus Corona disinyalir lebih berbahaya dari virus lama.

Ahli Mikrobiologi Universitas Padjadjaran Mia Miranti mengatakan, virus Corona termasuk ke dalam kelompok virus RNA.

RNA merupakan salah satu jenis dari asam nukleat yang menjadi ciri bahwa virus dikategorikan sebagai makhluk hidup. Hasil penelitian di beberapa jurnal ilmiah menyebut bahwa kelompok virus RNA mudah mengalami mutasi.

“Replikasi virus ini tidak ada yang tidak menyebabkan penyakit pada inangnya, karena dia akan mengambil alih sistem kerja sel inang untuk proses reproduksi dia,” ujar Mia dalam keterangan tertulis di laman resmi Unpad, Senin (28/12/2020).

Baca Juga: Waspadai Star Syndrome yang Ternyata Bisa Menjatuhkan Mentalitas dan Karier Pemain Sepakbola!

Virus Corona sering bermutasi

Mia menjelaskan, bahwa virus Corona sebenarnya sudah sering mengalami mutasi untuk menyesuaikan diri dengan sel inangnya.

Pasalnya, ketika virus Corona menginfeksi satu tubuh inang, maka RNA-nya akan melakukan replikasi atau berkembang biak.

Bahkan, lanjut dia, Sejak dari Wuhan, Tiongkok, virus Corona sudah mengalami mutasi sehingga dia mampu bertahan pada rentang suhu 5 – 10 derajat Celcius.

Lalu, ketika menyebar ke Iran dan kawasan Timur Tengah, Mia memperkirakan bahwa virus telah mengalami mutasi kembali yang memungkinkan dia tahan terhadap suhu panas.

Source : Tribunnews