Find Us On Social Media :

Jadi Simbol Keberuntungan dan Kemakmuran di Berbagai Penjuru Dunia, Misteri 'Piggy Bank' alias Celengan Babi Nyatanya Mulai Terbongkar Berkat Peninggalan Majapahit

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 7 Januari 2021 | 15:00 WIB

Babi jadi lambang keberuntungan, kesuburan, dan kemakmuran.

Kisah bagaimana celengan menjadi bagian dari budaya Barat lebih membingungkan.

Satu teori mengatakan bahwa biarawan Fransiskan Italia Oderico dari Pordenone, mungkin satu-satunya orang Barat di istana Majapahit pada abad ke-14, membawa gagasan itu kembali bersamanya.

Cerita yang lebih populer adalah bahwa celengan berevolusi secara kebetulan… dan keunikan bahasa Inggris yang berkembang.

Menurut buku Charles Panati tahun 1989, The Extraordinary Origins of Everyday Things, logam langka dan mahal selama Abad Pertengahan, jadi orang Eropa Barat membuat piring dan panci dari tanah liat oranye yang disebut "pygg".

“Orang-orang hemat dulu seperti sekarang menabung uang tunai di panci dan stoples dapur,” tulis Panati, melansir dari BBC.

“Sebuah 'toples' belum berbentuk seperti babi. Tapi nama itu tetap ada karena tanah liat itu dilupakan."

Tampaknya meskipun "pygg" diucapkan "pesek" oleh penduduk setempat pada Abad Pertengahan, konvensi bahasa berubah dan akhirnya terdengar seperti "babi".

“Pembuat tembikar, biasanya bukan ahli etimologi, hanya membentuk bank dalam bentuk nama sehari-hari yang umum,” tulis Panati.

Dikatakan bahwa pada abad ke-18 "bank pygg" menjadi "bank babi" dan kemudian "celengan".

Setelah dibahas dalam buku Panati tahun 1989, banyak cerita clickbait yang memberikan teori yang belum terbukti ke internet yang lapar.

Baca Juga: Dukun Fiktif Menangkap Pencuri Celengan