Find Us On Social Media :

China Mengawali Tahun dengan Defisit Kepercayaan yang Menggunung dan Memandang HAM Berbahaya, Apa yang Akan Terjadi pada China di 2021?

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 4 Januari 2021 | 15:00 WIB

Presiden China Xi Jinping - China dikabarkan akan menyerbu Taiwan pada 3 November 2020.

Reaksinya dapat menimbulkan ancaman eksistensial terhadap hak-hak orang di seluruh dunia.

Dalam laporannya, Human Rights Watch mengatakan China melakukan penindasan dengan kedok "anti-separatisme" atau "kontra-terorisme" tetap sangat parah di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (Xinjiang) dan daerah berpenduduk Tibet (Tibet).

Pihak berwenang menundukkan Uighur, Kazakh, dan kelompok etnis Muslim lainnya di Xinjiang untuk pengawasan yang mengganggu, penahanan sewenang-wenang, dan indoktrinasi paksa.

Pemerintah terus mengintimidasi, melecehkan, dan menuntut para pembela hak asasi manusia dan LSM independen, termasuk penggerebekan di rumah dan kantor mereka.

Baca Juga: Israel Memimpin dalam Pemberian Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia, Bahkan Februari Nanti Digadang-gadang Sebagai Negara Pertama yang Keluar dari Krisis Corona

Anggota keluarga pembela hak asasi manusia menjadi sasaran pengawasan polisi, pelecehan, penahanan dan pembatasan kebebasan bergerak mereka.

Presiden terpilih AS, Joe Biden pada hari Senin mengecam China sekali lagi karena "pelanggaran" pada perdagangan, teknologi dan hak asasi manusia.

Oposisi pro-demokrasi di Dewan Legislatif Hong Kong mengundurkan diri secara massal, sebuah unjuk rasa solidaritas yang kuat terhadap intervensi terbaru Beijing di wilayah tersebut.

Baca Juga: Bukannya Kebal 240 Orang Israel yang Disuntik Vaksin Pfizer Malah Positif Covid-19, Terkuak Ternyata Begini Cara Kerja dan Pembuatan Vaksin Pfizer yang Harus Disuntika 2 Kali ke Dalam Tubuh