Penulis
Intisari-online.com -Memiliki dua jet tempur unggulan, Amerika Serikat tidak buang-buang waktu untuk menggabungkan kekuatan dua jet tempur siluman tersebut.
Dengan F-22 dan F-35 sudah di tangan, militer AS telah lama membuat program pertempuran gabungan dua jet tempur.
F-22 Raptor memiliki keunggulan kecepatan di atas rata-rata, kemampuan manuver udara ke udara dan superioritas pertempuran jet tempur.
Selanjutnya, jet tempur ini dimaksudkan mendukung, memperkuat dan terbang membersamai F-35 Joint Strike Fighter.
F-35 dapat menggunakan sensor canggihnya, menghitung dan menyesuaikan kemampuan senjatanya untuk secara berkebalikan mendukung misi F-22.
Sinergi ini telah dipikirkan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat sejak lama, dengan tujuan utama adalah F-22s dan F-35s bisa berbagi data selama pertempuran yang melibatkan keduanya.
Namun keinginan Pentagon rupanya hanyalah impian semata.
Dilansir dari The National Interest, dalam penelitian awal, prospek itu sepertinya cukup sulit.
Hal ini mengingat F-22 memerlukan datalink khusus bernama Inter Flight Datalink (IFDL).
Sementara itu F-35 mengoperasikan datalink umum bernama Multi-Function Advanced Datalink atau MADL.
Artikel di tahun 2018 dari Air Force Magazine juga menyebutkan jika kesulitan komunikasi ini tidak disebabkan karena kelalaian.
F-22 rupanya tidak dapat mengirimkan data-data yang paling sensitifpun ke jet tempur lain selain F-22 lainnya.
F-22 bisa menerima data Link 16 dari pesawat lain, tapi mereka tidak bisa mengirimkan hasil pengintaian memakai 'Mata-Tuhan' ke pemain lain di pasukan mereka.
Bahkan F-35 mengalami kesulitan berkomunikasi dengan F-22 kecuali di tingkat suara saja.
Sistem itu dibuat awalnya untuk mengelabui jet tempur musuh.
Pembuat desain F-35 dan F-22 perlu melestarikan kemampuan jet tempur siluman melawan lawan-lawan yang semakin tangguh.
Emisi radio standar dapat dengan segera membuka lokasi mereka, sehingga satu-satunya cara adalah memberi jalur komunikasi tanpa memberi tahu posisi satu sama lain dari F-35 dan F-22.
Kedua jet memiliki apa yang disebut peralatan komunikasi yang "kemungkinan kecil terdeteksi" untuk bisa tetap tersembunyi.
Milik F-35 saja yang kebetulan lebih canggih karena F-35 dikembangkan 10 tahun setelah F-22 sehingga pendekatan lain dipakai.
Hal ini merugikan dengan komunikasi tempur Angkatan udara menjadi semacam Menara Babel.
F-22 bisa menerima Link 16 melalui jaringan standar di seluruh AS dan pesawat NATO, tapi jet tempur itu tidak dapat mengirimkannya melalui sistem yang ada.
F-22 hanya bisa mengirim data melalui Intra Flight Datalink (IFDL) sementara F-35 dapat mentransmisikan ke semua jet tempur lain dan membuka jalur komunikasi dengan Multifunction Advanced Datalink (MADL).
MADL sendiri tidak dimiliki F-22 karena anggaran yang harus dipangkas pada saat F-22 dikembangkan yaitu pada tahun 2013.
Kini, menurut perkembangan terbarunya, Angkatan Udara AS telah bekerja agar keduanya dapat mengirim dan menerima data menggunakan Link 16.
Link 16 adalah sistem komunikasi terstandar yang digunakan oleh AS, NATO dan pasukan Koalisi untuk mengirim dan bertukar data taktis menggunakan tautan antara anggota jaringan sekutu militer.
Data Link 16 ditransmisikan melalui terminal Link 16 yang ditemukan di berbagai platform, termasuk jet tempur, permukaan kapal, kendaraan darat, sistem pertahanan rudal, senjata terhubung dan jaringan komando dan kontrol.
Gebrakan ini baru-baru saja berhasil dibuat oleh Angkatan Udara, dan bisa secara instan membuat F-35 menemukan pesawat musuh yang akan diserang F-22.
Tentu saja membuat hal ini menjadi nyata adalah taktik unggul dalam pertempuran mendatang, ada kemungkinan Link 16 bisa sebabkan kemampuan siluman F-22 dan F-35 hilang dan bisa dipantau oleh radar musuh.
Perlunya drone mematikan Valkyrie
Hal ini menjadi tantangan bagi Angkatan Udara AS dan mitra industrinya untuk tetap membuat jet tempur mereka memiliki kemampuan siluman sembari bisa berbagi data antar pesawat.
Satu kemungkinan yang diulas sekarang adalah menggunakan drone unggulan XQ-58A Valkyrie untuk mengirimkan data antara F-35s dan F-22s.
Angkatan Udara AS baru-baru ini mendemonstrasikan konektivitas jet tempur-drone-jet tempur menggunakan gateway data baru di pengujiannya, menurut laporan dari WarZone.
Selain itu, Northrop Grumman sekarang mengembangkan "penerjemah radio" baru yang dirancang untuk menghubungkan IFDL F-22 dengan MADL F-35 menggunakan perangkat keras radio dilengkapi perangkat lunak dan antenan baru.
Penerjemah radio itu diberi nama Freedom 550.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini