Penulis
Intisari-online.com -Tidak dipungkiri, militer Amerika Serikat adalah militer terbaik di dunia.
Kini, kemampuan mereka sudah semakin maju dengan penggunaan drone atau pesawat tanpa awak.
Drone mereka gunakan untuk menentukan dan menghancurkan target apapun secara virtual.
Lantas, bagaimana cara militer AS untuk terus menguasai supremasi laut?
Angkatan Laut AS rupanya menganggap itu sebuah tantangan, dan menyediakan jawaban yang libatkan jumlah besar kapal tanpa awak.
Kapal-kapal ini bahkan tersedia kapal selam dan kapal apung.
Mengutip National Interest, September tahun depan, insinyur navigasi, automatisasi dan peluncuran untuk program Orca Extra Large Unmaned Undersea Vehicle (XLUUV) diharapkan sudah siap beroperasi.
Orcas adalah program kapal tanpa awak yang berukuran 51 kaki panjangnya (15,5 m) dan seberat 50 ton dengan kedalaman menyelam sampai 11 ribu kaki (3352,8 m).
Orcas memiliki jangkauan 6500 mil laut (12.038 km) dan dapat berlayar sendiri berbulan-bulan lamanya.
Kelengkapan kapal selamnya meliputi sistem navigasi diam, sensor kedalaman dan kemampuan untuk menentukan posisi mereka melalui GPS.
Orcas menggunakan komunikasi satelit ke telepon rumah dan melaporkan informasi atau menerima perintah baru.
Kecepatannya disebut-sebut sampai 8 knot, seperti yang ada di Echo Voyager, salah satu armada Orcas.
Fitur penting dari Echo Voyager adalah sistem pengisian moduler yang memperbolehkan kapal ini mengambil pengisian berbeda untuk mendukung misi yang berbeda.
Kapal selam tanpa awak ini memiliki kargo internal bervolume 2000 kaki kubik dengan panjang maksium 34 kaki dan kapasitas sebesar 8 ton.
Kapal ini juga bisa mendukung pengiisan eksternal yang digantung di geladak.
Belum diketahui seberapa banyak Orca akan meningkatkan teknologi di dalam Echo Voyager.
U.S. Naval Institute News laporkan jika Orca akan mampu membalas serangan ranjau, perang anti-kapal selam, perang anti-permukaan, dan misi penyerangan.
Orca juga dapat membawa muatan sonar, mendeteksi kapal selam musuh dan mengirim data lokasi ke helikopter dan kapal permukaan yang bersahabat.
Orca bahkan bisa mengemas torpedo ringan MK-46 atau torpedo berat MK-48 untuk menyerang kapal selam dan kapal permukaan.
Orca bisa membawa rudal anti-kapal, juga bisa digunakan menurunkan kargo di dasar laut, seperti sensor, untuk mendeteksi atau meletakkan ranjau untuk mengganggu kapal lain.
Sistem muatan modular dan perangkat lunak arsitektur terbuka memastikan Orca dapat dikonfigurasi dengan cepat berdasarkan kebutuhan.
Orca otonom juga diklaim lebih murah dari mesin serbaguna militer.
Orca jelas lebih murah dan bisa dapat menguasai suatu daerah, menjadi strategi yang jauh lebih edektif daripada kapal permukaan tunggal atau kapal selam berawak.
Manfaat lainnya adalah dapat dibuang dan mampu beroperasi di perairan berbahaya tanpa mengancam nyawa manusia.
Orca bisa berpura-pura menjadi kapal selam ukuran penuh sementara diawasi oleh kapal selam serang bertenaga nuklir.
Kembali lagi, sistem Orca bisa membantu salah satu janji yang diremehkan dari drone udara, darat dan laut: membalikkan biaya tidak terkontrol sistem persenjataan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini