Sampai Didesak Kembangkan Teknologi Tandingan Secepat Mungkin, Ini Alasan AS Ketakutan Setengah Mati dengan Drone, Jet Siluman, dan Pertahanan Udara China

Maymunah Nasution

Penulis

NATO Melihat Kemajuan Militer China Sebagai Ancaman Serius

Intisari-online.com -Kebangkitan militer China sejatinya menjadi masalah utama bagi Amerika Serikat.

China tengah kembangkan militer mereka ke kelas papan atas, meliputi membangun drone perang, jet tempur siluman serta pertahanan udara.

Untuk pertahanan udara, China masih bekerjasama dengan Rusia dan menggunakan teknologi negeri Beruang itu.

Kini, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China dilaporkan memiliki pesawat sebanyak 2500 buah, menjadi terbesar ketiga di dunia, menurut laporan Kekuatan Militer China 2020 milik Pentagon.

Baca Juga: Digadang Bakal Lebih Baik dari Donald Trump, Jepang Sebut Joe Biden Terlalu 'Lembek'untuk Bela Taiwan dan Lawan Konfrontasi China, 'Taiwan BisaHancur Lebur Jika Anda Lambat'

Namun ancaman bagi AS bukan hanya mengenai ukuran Angkatan Udara China, melainkan juga taktik multi-misi dan teknologi mereka yang semakin canggih.

Contohnya adalah seperti yang disebutkan dalam laporan itu, China mengoperasikan pertahanan udara yang dibuat Rusia yaitu S-400 dan S-500, yang merupakan salah satu teknologi canggih untuk saat ini.

Sistem itu tergolong salah satu yang terbaik di dunia, semakin banyak menggunakan prosesor digital berjejarik, kecepatan komputer yang cepat dan rentang frekuensi yang lebih luas untuk mendeteksi pesawat terbang.

Laporan media Rusia mengklaim jika pertahanan udara mereka bisa melacak pesawat siluman, meskipun klaim itu belum diverifikasi secara resmi.

Baca Juga: Bertetangga dengan India Tapi Tak Pernah Akur, Pasukan China dan Pakistan Mendadak Bertemu Setelah Sekian Lama dan Lakukan Hal Ini, Mau Serang India Bersama-sama?

Namun kekhawatiran lain AS terhadap kekuatan udara China adalah jangkauan serangan yang meningkat cepat.

Pesawat kargo atau pesawat komersial Y-20 China kemungkinan akan diatur menjadi pesawat tanker, guna menggandakan jangkauan serangan jet tempur China.

Hal itu tidak bisa ditiru Angkatan Udara AS untuk mengubah C-130 menjadi pesawat tanker untuk KC-46.

Baca Juga: Berambisi Bikin Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel, Amerika Iming-imingi Hal Menggiurkan Ini pada Indonesia, Bukan Jet Tempur F-35

China mengubah Y-20 menjadi pesawat tanker, kemungkinan untuk meningkatkan serangan terhadap Taiwan.

Tidak hanya itu, China juga berupaya memperluas jangkauan Tiongkok ke lebih banyak wilayah Laut China Selatan dari daratan.

Radius tempur yang diperluas ini tidak hanya meningkatkan opsi pengawasan saat jet tempur China masih berada dalam jangkauan menyerang Taiwan, tapi juga mampu memberikan waktu serang lebih lama untuk pesawat tempur mencari target di langit di atas Taiwan.

Mengoperasikan tanker besar ini bisa meningkatkan kemampuan kapal induk China dengan tunjukkan kemungkinan untuk jangkauan lebih panjang, serta misi tempur lebih hebat dari laut.

Baca Juga: Rencana China Untuk Menggemper Taiwan Dipastikan Benar-benar Mengerikan, PasalnyaChina Punya Cara KejamUntukLuluh Lantahkan Taiwan, Daerah Ini Bisa Jadi Sasaran Empuk

Kemungkinan ini semakin diperkuat dengan upaya China untuk merekayasa varian pesawat tempur siluman J-31 Beijing yang diluncurkan oleh kapal induk untuk penggunaan domestik.

Surat kabar China menejlaskan namanya akan menjadi J-31B, disebut-sebut sebagai kemungkinan jet tempur siluman generasi ke-5 untuk peperangan maritim.

Di sini, AS sudah kalah karena tidak punya jet tempur generasi ke-5 khusus untuk peperangan maritim, dan hanya memiliki F-35B dan F-35C.

Faktor-faktor inilah yang menjadi satu dari sekian alasan mengapa Angkatan Udara AS melanjutkan modernisasi dan peningkatan jumlah senjata mereka.

Baca Juga: Angkatan Udara AS Tengah Mengambil Langkah Besar! Bagaimana F-35, Pembom B-2, dan Tank Bisa Bertempur Bersama di Perang Mendatang?

Banyak senior pemimpin Angkatan Udara yang mengekspresikan kekhawatiran besar bahwa tidak hanya usia pasukan yang menua serta perlunya pemeliharaan, tapi juga ketimpangan untuk memenuhi permintaan misi dari komando pertempuran yang bertugas di seluruh penjuru dunia.

Pemimpin Angkatan Laut kemudian tetap meminta peningkatan untuk ukuran melebihi 386 squadrons beberapa tahun yang lalu.

Saat ini banyak yang skeptis dan tidak percaya jika upaya ini cukup untuk melawan ancaman China, tapi ada sejumlah aktivitas AS yang dilakukan di bawah Angkatan Laut AS.

F-15 dilanjutkan ditambahi senjata baru, radar dan sistem komputer kecepatan cepat untuk memastikan jet tempur kelahiran tahun 80-an itu masih bisa melawan jet tempur generasi keempat China J-10.

Baca Juga: Jet Tempur Sukhoi Su-47: Pendahulu Jet Tempur Unggulan Rusia dengan Sayap Unik yang Malah Tidak Pernah Terbang, Diproduksi Saja Tidak, Amit-amit

Tambahan lagi, perangkat lunak yang ada di F-22 juga ditingkatkan jangkauan, arahan dan ketepatannya.

Lebih jauh lagi, beberapa sayap kotak dari C-130s sudah diatur ulang dan peningkatkan juga dilakukan untuk pengebom B-2 yang membuatnya lebih canggih daripada setelah dibuat.

Namun, pengembang senjata Angkatan Laut mengatakan mereka masih tidak perlu platform senjata baru secepat mungkin.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait