Find Us On Social Media :

Salah Satu Militer Paling Kaya di Dunia Ini Ternyata Diam-diam Larang Orang Kulit Hitam dan Orang Asia Bergabung Jadi Prajurit, Kisah Rasisme dan Diskriminasi Pernah Dialami Sosok Ini

By Khaerunisa, Jumat, 1 Januari 2021 | 14:10 WIB

Allan Bundy dari Royal Canadian Air Force . (Ilustrasi) Salah Satu Militer Paling Kaya di Dunia Ini Ternyata Diam-diam Larang Orang Kulit Hitam dan Orang Asia Bergabung Jadi Prajurit, Kisah Rasisme dan Diskriminasi Dialami oleh Sosok Ini

Baca Juga: Ditemukan Nyelonong di Lautan Indonesia Pakar Ungkap Fungsi Benda Berbentuk Rudal Milik China yang Ternyata Bukan Benda Sembarangan

Kisah sosok bernama Allan Bundy, merupakan salah satu kisah tentang rasisme dan diskriminasi militer Kanada selama Perang Dunia Kedua.

Mengutip cbc.ca (8/11/2020), Ketika seseorang mulai mengajukan pertanyaan tentang pengalaman orang-orang Kanada Hitam selama Perang Dunia Kedua, tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan nama Allan Bundy.

Dia adalah salah satu dari banyak orang kulit hitam Kanada yang harus mengatasi diskriminasi dan rasisme untuk berperang selama Perang Dunia Kedua, kata sejarawan Museum Perang Kanada Andrew Burtch.

Ceritanya juga menyoroti kehadiran lama rasisme di Angkatan Bersenjata Kanada, bahkan saat ini berjuang untuk lebih banyak keragaman, termasuk dengan berjanji untuk mengakhiri perilaku kebencian di barisan.

Baca Juga: Sudah Dicap Negara Termiskin di Dunia Timor Leste Ternyata Juga Terancam Kehabisan Uang, Laporan Ini Ungkap Skenario Runtuhnya Ekonomi Negara Tersebut

Bundy berusia 19 tahun ketika dia dan seorang teman kulit putih bernama Soupy Campbell pergi ke pusat perekrutan Halifax untuk bergabung dengan Royal Canadian Air Force (RCAF) sebagai pilot.

Saat itu akhir tahun 1939, Jerman baru saja menginvasi Polandia, dan Kanada dan sekutunya memobilisasi militer mereka setelah menyatakan perang terhadap Nazi.

Namun, ketika Bundy dan Campbell keluar, hanya Soupy yang diterima untuk bergabung dengan RCAF.

Bundy, menurut cerita, merasa ditolak karena sikap rasis petugas perekrutan itu sendiri. Insiden semacam itu biasa terjadi selama Perang Dunia Pertama, di mana ayah Bundy sendiri pernah bertugas di satu- satunya unit serba Hitam Kanada, Batalyon Konstruksi No. 2.