Intisari-online.com - Dalam menghadapi situasi saat ini segala cara bisa digunakan meski mengancam secara militer sekalipun.
Hal itulah yang berusaha dilakukan oleh Filipina, dalam menghadapai tekanan domestik untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berusaha mengubah perjanjian militer penting sebagai alat tawar menawar.
Tak tanggung-tanggung Amerika adalah negara yang diancam oleh Filipina.
Menurut 24h.com.vn, pada Senin (28/12/20), Presiden Duterte mengatakan bahwa dia bisa membatalkan Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) dengan militer AS.
Jika Amerika tidak memberikan tawaran vaksin Covid-19 yang sangat dibutuhkan Filipina.
"Jika tidak memberikan 20 juta vaksin Covid-19 mereka sebaiknya pergi," kata Duterte.
"Tidak ada vaksin tidak boleh mengunjungi Filipina," jelas Duterte, mengumumkan di televisi tentang perjanjian AS untuk membeli vaksin Covid-19.