"Departemen Luar Negeri di Washington yakin, seperti halnya diriku, jika Jepang mungkin akan menyerah sebelum terjadinya perang dengan AS."
Sayangnya, Churchill salah.
Jepang memilih menolak permintaan Sekutu, mengeluh jika merek menjadi sasaran rundungan "militer, ekonomi dan politik" oleh tiga negara Sekutu dan situasi itu telah menjadi "tidak bisa ditoleransi".
Sadar jika perang dengan Jepang sudah ada di balik garis cakrawala, Churchill fokus membantu Roosevelt untuk umumkan niatnya berperang jika Jepang menyerang Inggris atau Belanda di Indochina.
Kedua pria waktu itu sadar sulitnya menghadapi Kongres untuk memulai perang, untuk sepakat berperang atas nama dua negara Eropa, di wilayah Asia Tenggara yang begitu jauh dari rumah.
Churchill bahkan berharap jika Jepang menyerang AS dahulu, karena jika tidak, mereka tidak punya alasan untuk mempertahankan Hindia Belanda, atau bahkan Persemakmuran mereka sendiri.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini