Find Us On Social Media :

'Saya Capek Jelaskan Ini Berulang-ulang', Kisah Penuh Frustasi dari Keluarga Tanpa Sidik Jari, Sekadar Beli Barang Murahan Ini pun Tak Bisa

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 27 Desember 2020 | 12:11 WIB

Amal dan Apu Sarker

Ini pertama kali dikenal luas pada tahun 2007 ketika Peter Itin, seorang dokter kulit Swiss, dihubungi oleh seorang wanita di negara itu berusia akhir dua puluhan yang mengalami kesulitan memasuki AS.

Wajahnya cocok dengan foto di paspornya, tetapi petugas bea cukai tidak dapat merekam sidik jari. Karena dia tidak punya.

Setelah pemeriksaan, Profesor Itin menemukan wanita dan delapan anggota keluarganya memiliki kondisi aneh yang sama - bantalan jari rata dan kelenjar keringat di tangan berkurang.

Bekerja dengan dokter kulit lain, Eli Sprecher, dan mahasiswa pascasarjana Janna Nousbeck, Profesor Itin melihat DNA dari 16 anggota keluarga - tujuh dengan sidik jari dan sembilan tanpa sidik jari.

"Kasus terisolasi sangat jarang terjadi, dan tidak lebih dari beberapa keluarga yang didokumentasikan," kata Prof Itin kepada BBC.

Baca Juga: Romusha di Indonesia Bukan Apa-apa, Inilah Daftar Kekejaman Brutal Jepang dalam Perang Dunia II, dari Laboratorium Eksperimen Manusia hingga Kanibalisme

Pada tahun 2011, tim menemukan satu gen, SMARCAD1, yang bermutasi pada sembilan anggota keluarga yang tidak dapat dicetak, mengidentifikasinya sebagai penyebab penyakit langka tersebut.

Nyaris tidak ada yang diketahui tentang gen tersebut pada saat itu.

Mutasi tersebut tampaknya tidak menimbulkan efek kesehatan yang buruk selain dari efek pada tangan.

Mutasi yang mereka cari selama tahun-tahun itu memengaruhi gen yang "tidak diketahui siapa pun", kata Profesor Sprecher - karenanya butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukannya.

Baca Juga: Wajahnya yang Aneh Kelak Jadi Gambaran Penyihir di Berbagai Film, Inilah Mother Shipton, Penyihir yang Kemampuan Meramalnya Disejajarkan dengan Nostradamus